Bolehkah Non-Muslim Mengajar di Sekolah Muhammadiyah? Yuk Simak Tuntas 4 Kriteria Berikut!
MOZAIKMUPEKALONGANKOTA.COM – Bagaimana kriteria untuk bisa mengajar di sekolah Muhammadiyah? Pertanyaan ini relevan seiring semakin berkembangnya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang Pendidikan di wilayah Indonesia Timur, yang notabene daerah minoritas muslim.
Berbagai pertanyaan memang kerap dimunculkan terkait bagaimana keberlangsungan AUM Pendidikan di wilayah Indonesia Timur dalam beberapa tahun terakhir. Kalau pertanyaan apakah non muslim bisa sekolah/kuliah di lembaga pendidikan Muhammadiyah mungkin fakta telah mengonfirmasikannya, tetapi bagaimana jika non muslim mengajar di sekolah Muhammadiyah?
Mungkin berbagai pertanyaan ini masih mengusik rasa ingin tahu warga Muhammadiyah atau bahkan masyarakat umum. Karena itu, penting untuk membahas soalan ini agar rasa penasaran kamu bisa tertuntaskan.
Untuk diketahui, pada dasarnya mengajar di sekolah Muhammadiyah sebenarnya tak mempermasalahkan apa agama yang dianut pengajarnya. Terlebih di daerah-daerah terpencil seperti Nusa Tenggara Timur, Papua, dan lainnya, di mana bukan hanya Muhammadiyah yang minoritas, melainkan populasi muslim juga lebih sedikit.
Muhammadiyah sejak awal memberikan akses seluas-luasnya kepada siapapun untuk berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Sebab pendidikan adalah hak setiap pribadi sehingga tak boleh ada pembatasan, tak boleh ada diskriminasi.
Muhammadiyah memang tidak mahir beretorika soal toleransi dan cinta tanah air, sebab semua itu lebih tepat untuk diaktualisasikan menjadi amal nyata. Buktinya perguruan tinggi Muhammadiyah yang ada di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur mahasiswanya sekitar 70 persen non muslim. Artinya agama tidak jadi masalah bagi sekolah Muhammadiyah.
Siapapun boleh mendaftar menjadi mahasiswa maupun pengajar di sekolah Muhammadiyah.
I Baca juga: Mengenal Sosok Salmah Orbayinah, Perempuan Hebat Ketua Umum PP Aisyiyah 2022-2027
Syarat Non Muslim Mengajar di Sekolah Muhammadiyah
Sebagai salah satu organisasi muslim di Indonesia, tetap ada syarat yang mesti dipatuhi. Tujuannya agar saling menghargai dan menghormati satu sama lain.
Seperti yang dilakukan para pengajar non muslim jika ingin mengajar di sekolah Muhammadiyah? Mari simak daftarnya berikut ini.
- Bagi non muslim hendaknya disarankan untuk berpakaian sopan meskipun tak ada larangan untuk menggunakan hijab
- Membatasi penggunaan simbol-simbol keagamaan di lingkungan sekolah agar bisa menjaga kenyamanan antar sesama.
- Mengajar tentang mata pelajaran umum seperti matematika, bahasa Indonesia, sains, keterampilan dan menghindari membahas keyakinan atau akidah.
- Jika ada hal yang tidak sesuai dengan misi dan visi Muhammadiyah, evaluasi serta pembinaan secara berkala bisa diterapkan agar tetap selaras dengan tujuan dakwah Muhammadiyah.
Dalil Agama yang Mengatur Interaksi Sosial antar Ummat
Untuk urusan sosial kemasyarakatan, Rasulullah Saw pernah berinteraksi dengan orang-orang non muslim seperti yang dijelaskan dalam hadits berikut.
“Dari ‘Aisyah r.a. (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw pernah membeli makanan dari orang Yahudi dengan menggadaikan (menjaminkan) baju besi beliau.” [H,R. al-Bukhari dan Muslim].
Artinya hubungan baik dengan muslim dan non muslim dalam hal dunia diperbolehkan. Seperti yang pernah diceritakan oleh Aisyah r.a semasa Rasulullah Saw masih hidup.
Sementara Al-Qur’an juga menganjurkan untuk saling bekerja sama antar ummat Islam. Tak selayaknya mereka yang non muslim dimusuhi karena sebenarnya kita semua saudara.
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Q.S. al-Mumtahanah (60): 8].
Berlaku adil terhadap sesama manusia sangat dianjurkan dalam agama. Allah SWT bahkan melarang berbuat tidak adil terhadap sesama.
I Baca juga: Kembali jadi Polemik, Begini 3 Cara Sederhana Memahami Hukum Musik ala Majlis Tarjih Muhammadiyah
Dalam hal ini pendidikan siapa saja boleh ikut andil. Terlebih bagi mereka yang membutuhkan.Mengajar di sekolah Muhammadiyah meski bukan orang muslim, wajib untuk memberikan akses seluas-luasnya kepada mereka agar terciptanya rasa adil dan nyaman.
Itulah pembahasan penting dalam tulisan ini. Sudah seharusnya antar umat manusia bertingkah laku adil sesuai ajaran dalil Al-Qur’an dan hadist.
Mengajar di sekolah Muhammadiyah dengan memberdayakan sumber daya manusia yang ada sama halnya membantu sesama persis seperti yang dilakukan Rasulullah Saw. (ful)