Hebat! Mantan Abdi Keraton jadi Ketua Umum PP Muhammadiyah, Inilah Sosok KH Muhammad Yunus Anis
MOZAIKMUPEKALONGANKOTA.COM – Tradisi kepemimpinan di tubuh Muhammadiyah, termasuk posisi Ketua Umum PP Muhammadiyah, sejatinya bisa diamanahkan kepada kader mana saja. Bahkan sejarah mencatat bagaimana seorang mantan abdi dalem Keraton Yogyakarta bisa memimpin organisasi Islam modern terbesar di dunia ini. Siapakah dia?
Menjadi ketua umum dalam organisasi tentu saja tak boleh sembarangan, apalagi untuk organisasi sebesar dan semodern Muhammadiyah. Uniknya, tradisi Muhammadiyah tak mengenal konsep mencalonkan diri, melainkan dicalonkan dari grassroot.
Untuk menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah karenanya sudah terseleksi secara alamiah, melalui mekanisme yang ada di organisasi. Nah, beberapa kriteria dasar untuk menjadi seorang pemimpin tentu juga dipedomani Muhammadiyah.
Diantaranya adalah memiliki integritas (sidiq), memiliki kapabilitas (amanah), populis (tabligh), visioner (fathanah) dan lainya. Begitu pula dalam menetapkan ketua umum PP Muhammadiyah.
Sejarah mencatatkan bahwa pernah ada mantan abdi negara jadi ketua umum PP Muhammadiyah pada periode 1959 hingga 1962. Hal ini karena memiliki peran aktif dalam dunia militer sebagai abdi negara.
Beliau adalah K.H Muhammad Yunus Anis. K.H Muhammad Yunus Anis lahir pada 3 Mei 1903 di Kauman, Yogyakarta. Meskipun lahir di Yogyakarta, namun Yunus ini bermukim di berbagai daerah di Indonesia loh.
I Baca juga: Upaya Muhammadiyah Menjaga Lingkungan
Jadi Abdi Dalem Kraton
Beliau adalah anak sulung dari 9 bersaudara. Ayah beliau bernama H. Muhammad Anis dan ibunya bernama Siti Saudah. Ayah beliau ini adalah seorang tokoh ulama muslim Muhammadiyah dan sekaligus menjadi abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Bertempat tinggal di Kauman, Yogyakarta.
H. Muhammad merupakan anak dari seorang tokoh ulama di Yogyakarta tak sulit untuk mendapatkan pendidikan agama, baik dari keluarga maupun dari lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini didukung keras apalagi ayahnya mengajarkan untuk bisa mengaji Al-Qur’an dan mengamalkannya.
K.H Muhammad Yunus Anis ini menempuh pendidikan sekolah dasar di Sekolah Rakyat Muhammadiyah Yogyakarta. Setelah itu, K.H Muhammad Yunus Anis merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan yakni di Sekolah Al-Atas dan Sekolah Al-Irsyad di Jakarta atas bimbingan Syekh Ahmad Syurkati.
Amanah Ketua Umum PP Muhammadiyah
Pada saat itu, tokoh tersebut bersahabat dekat dengan pendiri Muhammadiyah yakni Ahmad Dahlan. Singkat cerita, pada tahun 1924 hingga 1926 K.H Muhammad Yunus Anis masuk dan diberikan amanah menjadi pengurus Muhammadiyah di Batavia.
Pada saat itu, K.H Muhammad Yunus Anis menunjukan kecerdasan dan kemampuan, khususnya di bidang administrasi. Dengan kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya, K.H Muhammad Yunus Anis diamanahkan menjadi sekretaris umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Jabatan ini dijabat pada rentang 1953 hingga 1958. Dari amanah yang diembannya, K.H Muhammad Yunus Anis menunjukan diri sebagai orang yang luar biasa. Budi pekerti dan tutur katanya menggambarkan orang bangsawan yang memahami kultur dari Jawa.
Ternyata, melalui surat kekancingan Swandana Tepas Dwara Putera Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada 1961 bahwa K.H Muhammad Yunus Anis merupakan keturunan ningrat dan juga keturunan raja ke 18 Raja Brawijaya V. Oleh sebab itu, K.H Muhammad Yunus Anis sangat pantas menyandang gelar Raden.
K.H Muhammad Yunus Anis sendiri bergabung dengan abdi negara pada saat Jepang masih menguasai Indonesia. Pada saat itu, K.H Muhammad Yunus Anis masuk dalam jajaran struktur Pembela Tanah Air (PETA). Pada saat itu, K.H Muhammad Yunus Anis namanya kiat terdengar ke penjuru daerah.
Pada tahun 1954, Tentara Nasional Indonesia sendiri mengangkat K.H Muhammad Yunus Anis sebagai Kepala Pusat Rohani (Pusroh) Angkatan Darat RI. Hal ini karena namanya sudah tak asing di dunia tentara. Ketika menjabat sebagai pusroh TNI-AD, K.H Muhammad Yunus Anis telah berusia 51 tahun.
Usia ini tentu bukan lagi muda. Namun demikian, kemampuanya masih sangat baik bahkan beliau disebut sebagai imam tentara.Tugas dan wewenang K.H Muhammad Yunus Anis selaku Kepala Pusat roh yakni memberikan bimbingan mental keislaman dan kebangsaan kepada seluruh prajurit.
Tujuannya jelas, menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air sekaligus nilai-nilai ajaran Islam.Pada Muktamar Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta, mantan abdi negara jadi ketua umum PP Muhammadiyah.
Bukan tanpa sebab pasalnya K.H Muhammad Yunus Anis ditetapkan sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 1959 hingga 1962. Dalam muktamar itu, dia mengemukakan gagasan tentang “Kepribadian Muhammadiyah.” Perumusannya kemudian digarap melalui sebuah tim ahli yang dipimpin KH Faqih Usman.
Melalui hal ini, maka Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut pernah berperan dalam abdi negara. Tentu ini menjadi warna baru dalam organisasi Muhammadiyah dan islam pada umumnya. Itulah sederet cerita tentang mantan abdi negara jadi ketua umum PP Muhammadiyah. (*)