Kabarmu

Ajak Warga Aisyiyah Kota Pekalongan Sadar Politik, Balgis Diab: Kita Mampu Tapi Kurang Nyali

MOZAIKMU – Warga Aisyiyah Kota Pekalongan diminta lebih sadar politik guna meningkatkan peran serta pengaruhnya bagi keberdayaan kaum hawa. Pesan ini disampaikan politisi perempuan yang juga Calon Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj. Balgis Diab, SE., S.Ag., MM., dalam acara Ngaji dan Dialog Kebangsaan Menuju Kota Pekalongan Berkemajuan di Panti Asuhan Muhammadiyah (PAM) Kota Pekalongan pada Jumat, 18 Oktober 2024.

Acara yang dibidani Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Pekalongan ini dihadirkan sebagai respon Aisyiyah terhadap momentum Pilkada Serentak 2024 di Kota Pekalongan.

Lebih dari 300 warga Aisyiyah hadir dalam kesempatan ini. Mereka berasal dari unsur Pleno dan Badan Pembantu Pimpinan (BPP) PDA Kota Pekalongan, Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se Kota Pekalongan, para guru TK ABA, PRA, dan lainnya. Selain itu juga hadir dari unsur PDM Kota Pekalongan, perwakilan PCM, dan lainnya.

Untuk kesempatan pertama, dialog kebangsaan ini mengundang-hadirkan paslon H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, SE., MM. dan Hj. Balgis Diab, SE., S.Ag., MM., serta Drs. H. Pasrum Affandi dari Pleno PDM Kota Pekalongan.

Calon Wali Kota Pekalongan, H. Achmad Afzan Arslan Djunaid berhalangan hadir karena masih ada acara pemerintahan di jam yang sama. Namun demikian, sang istri, Hj. Inggit Soraya, S.Sn., M.M. berkesempatan hadir untuk menyampaikan permohonan maaf ke warga Aisyiyah Kota Pekalongan.

“Sebetulnya Mas Aaf sudah niat mau hadir di sini, tetapi sepertinya beliau kesulitan meninggalkan acara pemerintahan. Jadi Mas Aaf menitipkan uluk salam dan permohonan maafnya untuk ibu-ibu Aisyiyah yang hadir,” tutur Inggit.

Baca juga: 4 Kader Muhammadiyah Masuk Daftar Calon Menteri-Wamen Prabowo, Akademisi UMPP: Pantang Menolak Tugas!

Meningkatkan Kesadaran Politik Warga Aisyiyah Kota Pekalongan

Balgis Diab tengah mengunjungi lapak Majlis Ekonomi dan UMKM usai mengisi acara Ngaji dan Dialog Kebangsaan PDA Aisyiyah Kota Pekalongan.

Ketua PDA Kota Pekalongan, Dra. Rita Rahmawati, M.Pd., mengatakan, dialog kebangsaan ini menjadi respon Aisyiyah terhadap momentum Pilkada Serentak 2024 di Kota Pekalongan.

Selain sebagai wujud pendidikan politik, kata Bunda Rita,dialog ini juga menjadi momentum bagi Aisyiyah untuk mendengar dan mendiskusikan visi para Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekalongan tahun 2024.

“Meski sedang tahapan kapanye, acaranya tidak didesain sebagai kampanye, melainkan dialog kebangsaan. Kita justru manfaatkan ini untuk proses edukasi politik agar warga Aisyiyah Kota Pekalongan lebih melek dan sadar politik,” terang Rita.

Sebagai Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah, Aisyiyah juga menurut Rita akan menjaga sikap kelembagaannya, yakni netralitas aktif sebagaimana yang dipedomani Muhammadiyah.

“Jadi ini semacam edukasi politik riil, karena warga Aisyiyah langsung dihadapkan dengan paslon Pilkada. Mereka berkesempatan mendengarkan serta mendiskusikan gagasan paslon, utamanya guna mewujudkan Kota Pekalongan yang berkemajuan,” jelas Rita.

Calon Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj. Balgis Diab, SE., S.Ag., MM., dalam paparan singkatnya menggarisbawahi pentingnya partisipasi perempuan dalam politik. Namun hal ini tidak dimaksudkan untuk membeda-bedakan laki-laki dan perempuan.

“Secara fitrah, kodratnya laki-laki dan perempuan memang berbeda, tetapi tidak untuk dibeda-bedakan, lebih khusus di ruang-ruang publik, di politik misalnya,” kata dia.

Balgis pun membeberkan sejumlah data dan fakta yang menegaskan urgensi perempuan untuk aktif berperan di politik. Pertama, secara elektroral suara pemilih perempuan amat besar dan menentukan, sehingga terlalu berharga untuk disia-siakan.

Kedua, kebijakan affirmatic action 30% keterwakilan perempuan pada prosesnya belum terpenuhi di hasil Pemilu. Hasil Pileg terakhir di Kota Pekalongan jadi buktinya, dari semestinya 12 kursi perempuan, yang jadi baru 5 anggota DPRD.

“Perempuan itu sebetulnya mampu, potensinya besar, tetapi PR nya sering kurang percaya diri, kurang nyali, dan kurang berkomunikasi. Padahal ini penting di politik,” ujar politisi Golkar ini.

Yang ketiga, politik menjadi penting bagi perempuan karena banyak keputusan politik yang bersinggungan langsung dengan urusan kaum perempuan.

“Bagi perempuan, masalah cuti hamil bagi pekerja perempuan, masalah kenaikan harga komoditas pokok, jaminan Kesehatan, subsidi listrik dan BBM, semua terkait dengan kehidupan perempuan sehari-hari. Dan itu semua adalah produk dari keputusan politik,” bebernya.

Karena itu, Balgis mengajak warga Aisyiyah Kota Pekalongan untuk sadar politik dan memainkan peran aktifnya di politik. Pendidikan politik perlu terus dilakukan agar perempuan memiliki literasi politik yang memadai.

“Harus pede, harus bernyali, untuk terjun ke politik, berani masuk ke partai politik, berani nyalon Pileg maupun Pilkada, supaya suara perempuan beradispora ke mana-mana. Kalau belum berani mencalonkan diri, minimal dukung kaumnya yang sedang berjuang di politik,” pesan Balgis.

Pleno PDAM Kota Pekalongan, Ustadz Pasrum Affandi tengah memberikan taushiah kepada warga Aisyiyah Kota Pekalongan.

Sementara Pleno PDM Kota Pekalongan, Ustadz Pasrum Affandi, dalam taushiahnya menyampaikan sejumlah kaidah penting yang harus dipedomani warga Muhammadiyah, termasuk Aisyiyah Kota Pekalongan dalam kaitannya dengan politik.

Menurut Pasrum, politik semestinya diwujudkan dalam semangat tolong menolong pada kebaikan, bukan justru berkonspirasi melakukan keburukan. Kedua, karena politik memungkinkan terjadinya perbedaan pilihan, maka sebagai muslim perlu untuk tetap menjaga persatuan dalam semangat saling menghargai pilihan.

“Berpegang teguhlah kepada tali Allah, serta jangan bercerai berai, begitu pesan Allah dalam Ali Imran ayat 103 sampai 105. Bahkan ketika menjumpai saudaranya berselisih karena khilafiyah politik, maka tugas kita adalah mendamaikan, seperti disebutkan dalam Al-Hujurat ayat 10,” jelas Pasrum.

Kepada para kader Aisyiyah Kota Pekalongan, Pasrum menyampaikan bahwa Muhammadiyah bisa bekerja sama dengan pihak manapun selama dalam kerangka kepentingan umat dan bangsa.

“Dan soal bagaimana hukum perempuan aktif di politik, di Muhammadiyah persoalan semacam ini sudah lama clear. Jadi bagi kader Aisyiyah Kota Pekalongan yang mau berjuang melalui politik, sudah tidak ada kendala sosial agama lagi. Karena kader-kader perempuan Muhammadiyah juga dididik aktif di ruang publik,” ucap Pasrum.

Kegiatan ngaji dan dialog kebangsaan yang digagas Aisyiyah Kota Pekalongan ini masih akan berlanjut di pekan depan dengan menghadirkan paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekalongan lainnya, yakni pasangan H. Muhtarom- H. Makmur Sofyan Mustofa. (sef)

Related Articles

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button