Kabarmu

Musyda PDNA Kota Pekalongan Muktamar 14 yang Mengharu Biru, Isak Tangis Warnai Terpilihnya Duet Bela-Ulfa

MOZAIKMU – Musyawarah Daerah atau Musyda PDNA Kota Pekalongan Periode Muktamar XIV berlangsung dalam suasana mengharu biru, Ahad 3 Maret 2024 di Kampus 2 UMPP Kota Pekalongan. Bahkan proses musyawarah untuk memufakati Ketua dan Sekretaris PDNA yang baru diwarnai isak tangis yang membisukan seluruh aula tempat Musyda digelar.

Unik memang, suasana mengharu biru justru berlangsung di tahap antiklimaks, yakni setelah 11 Formatur terpilih bermusyawarah untuk menentukan Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Seperti menjadi tradisi di Muhammadiyah yang tidak mengenal konsep mencalonkan diri, tahapan musyawarah yang semestinya bisa berlangsung kilat pun justru cukup menyita waktu.

Alih-alih berupaya agar terpilih jadi Ketua, masing-masing justru saling menolak untuk menerima amanah sebagai Ketua PDNA Kota Pekalongan Periode Muktamar XIV. Setelah hampir satu jam bermusyawarah dan nyaris deadlock, tim Formatur akhirnya “memaksa” duet Bela Zahra Maulita dan Maria Ulfa Laila untuk menjadi Ketua dan Sekretaris PDNA Kota Pekalongan yang baru.

Kedua kader muda potensial Nasyiah ini pun akhirnya menerima meski dengan sikap yang berat hati. Keduanya menyambut kesepakatan ini dengan isak tangis, terutama sang Ketua PDNA terpilih, Bela Zahra Maulita, yang beberapa kali tak bisa membendung tangisnya.

Bahkan saat diminta memberikan sambutan sebagai Ketua PDNA Kota Pekalongan terpilih, pun beberapa kali suara Bela seperti tercekat hingga tak sanggup berkata-kata. Tangisnya pun ampuh menular ke formatur yang lain hingga mata mereka berkaca-kaca.

Situasi ini memaksa sejumlah pengurus PDNA sebelumnya untuk turun tangan membantu menenangkan dan menguatkan para formatur terpilih, terutama sang ketuanya, Bela Zahra Maulita. Ketua PDNA Kota Pekalongan Periode Muktamar XIII, Mey Amna Hijriyati, pun tanggap saat ketua terpilih merasa insecure dengan kemampuannya memimpin PDNA.

“Dulu awal terpilih, saya juga bingung, takut, nggak percaya diri, mampu gak ya. Tapi setelah sering ketemu, komunikasi, diskusi, akhirnya bisa saling support, jadi punya keberanian dan kekuatan,” kata Mey, berupaya menguatkan Bela dan yang lainnya.

Menurut Mey yang telah menjadi kader Persyarikatan sejak belia ini, perasaan insecure dan takut memikul amanah adalah wajar, tetapi situasi batin tersebut sejatinya membuktikan standar dan ekspektasi tertentu. Seperti halnya demam panggung saat hendak bicara di depan banyak orang, perasaan itu muncul karena diri ingin tampil baik di depan banyak orang.

“Maka musyda PDNA Kota Pekalongan ini memberi pelajaran penting untuk kita, bahwa tidak ada yang sulit begitu kita mau menapakinya bersama-sama. Jangan fokus ke masalah, tapi fokus pada kekuatan kebersamaan kita, saling komunikasi, saling support dan menguatkan, maka tantangan apapun akan bisa dihadapi,” jelasnya.

Baca juga: Rakerda 2024 jadi Momentum Strategis, Karena Lazismu Hadir untuk Persyarikatan

Kejutan Musyda PDNA Kota Pekalongan Muktamar XIV

Ketua PDNA Kota Pekalongan terpilih, Bela Zahra Maulita akhirnya berani menyampaikan prakata setelah beberapa kali menangis karena keterpilihannya.

Perjalanan Musyda PDNA Kota Pekalongan Periode Muktamar XIV ternyata melewati dinamika yang panjang. Hal ini terutama terkait dengan kegalauan banyak pengurus PDNA sebelumnya yang mencemaskan proses regenerasi dan kaderisasi di tubuh Nasyiatul Aisyiyah yang menghadapi banyak kendala.

Problem klasik di Persyarikatan ini juga karena sebelum periode berakhir, sejumlah pengurus PDNA sudah harus menjalani estafet pengkaderan berikutnya, yakni ditarik dalam kepengurusan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Pekalongan. Dinamika ini cukup menyentak mereka, karena artinya mereka sudah tidak saatnya beraktivisme di Nasyiatul Aisyiyah, melainkan Aisyiyah.

“Jadi ternyata proses transisi jenjang pengkaderan ini tidak mudah, karena kita juga sempat berpikir keras bagaimana menyiapkan kepemimpinan PDNA berikutnya agar tidak limbung,” tutur salah satu pengurus PDNA jauh sebelum gelaran Musyda PDNA Kota Pekalongan.

Di sisi lain, para Nasyiah senior ini juga tak banyak cawe-cawe selama prosesi suksesi kepemimpinan ini. Ketika akhirnya nama-nama calon sementara diusulkan dari bawah sampai akhirnya ditetapkan menjadi 33 calon tetap melalui forum Musykerda pra Musyda pada Sabtu 2 Maret 2024, hasilnya banyak wajah-wajah baru yang amat muda mendominasi daftarnya.

Sampai akhirnya pemilihan digelar dalam arena Musyda PDNA Kota Pekalongan Muktamar XIV ini, semua tahapan berjalan lancar. Bahkan proses pemilihan yang lazimnya menjadi titik klimaks dari agenda Musyda pun berjalan dengan nyaris tanpa dinamika berarti.

Sampai akhirnya terpilih 11 nama dengan suara terbanyak yang ditetapkan sebagai Formatur PDNA, yakni Bela Zahra Maulita (42 suara), Maria Ulfa Laila (41), Wahyuningsih (40), Nurhidayah Apriana (36), Istiqomah IRC (35), Rif’atul Mahmudah (34), Tafridah Manhanura (31), Chayatul Karimah (30), Qurotul Aini (22), Putrimawati (17), dan Amin Balgis (16).

Puncaknya justru berlangsung saat 11 Formatur PDNA ini harus bermusyawarah untuk memufakati Ketua, Sekretaris, dan Bendahara. Terutama untuk posisi Ketua, proses ini paling menyita waktu, karena semua saling menolak diajukan, sampai akhirnya Formatur memutuskan untuk memberikan tongkat komando PDNA itu kepada Bela. Maka selanjutnya berbagai adegan yang menguras batin pun berlangsung.

“Jujur, ini berat banget. Kalau saja saya tahu mau terpilih, lebih baik saya mundur saat dicalonkan,” ucapnya.

Dalam proses pergolakan batin itu, Bela bahkan sempat merasa kapasitasnya masih jauh dibanding Ketua PDNA sebelumnya. Sontak para Nasyiah lainnya langsung memeluknya. “Jangan dibanding-bandingkan, karena pasti beda. Karena setiap orang punya potensi yang unik, tidak bisa dibandingkan,” kata salah satu Formatur sambil memeluk Bela.

Akhirnya, Bela pun memiliki keberanian untuk melanjutkan sambutannya.

“Kita jalan bareng-bareng ya teman-teman, mewujudkan cita-cita Muhammadiyah dan Aisyiyah. Semangat! Semoga PDNA ke depan lebih jaya lagi, lebih berjalan dengan baik, dan program-program nantinya bisa terealisasi dengan baik,” ujarnya.

Proses antiklimaks ini pun melegakan nafas semua yang hadir. Mey Amna pun optimis bahwa PDNA di bawah kepemimpinan Bela Zahra Maulita akan lebih baik, lebih maju lagi. Termasuk cita-cita menghadirkan NA di setiap Ranting Muhammadiyah.

“Kami PDNA Periode ke XIII mohon dimaafkan kalau masih banyak kesalahan. Lanjutkan yang baik-baik saja, yang jelek-jelek jangan dilanjutkan. Insya Allah kalian mampu, dan PDNA akan lebih berkibar, lebih meluas, lebih mendampak masyarakat Kota Pekalongan,” pesan Mey Amna.

Terpilihnya Bela Zahra Maulita-Maria Ulfa Laila memang cukup membei kejutan. Namun demikian, Mey Amna dan Nasyiah Periode XIII lainnya justru memaknai kejutan ini sebagai mekanisme takdir. Meski di luar imajinasi banyak orang, hasil Musyda PDNA Kota Pekalongan Muktamar XIV ini juga menjawab kegundahan soal regenerasi dan kaderisasi di tubuh PDNA.

Baca juga: School of Talent, SD Muhammadiyah 01 Kandang Panjang Terus Lejitkan Potensi Siswanya untuk Berprestasi

Bendahara PDM Kota Pekalongan, M. Ainur Rofq, Ketua Kwarda HW Kota Pekalongan Eko Waluyo, serta Sekretaris PDPM Kota Pekalongan Dedy Suryo Satrio, saat menghadiri pembukaan Musyda PDNA Kota Pekalongan.

Musyda PDNA Kota Pekalongan Periode Muktamar XIV sendiri dibuka oleh Bendahara PDM Kota Pekalongan, M. Ainur Rofiq, SE., M.Si. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi kiprah kepemimpinan PDNA Muktamar XIII yang telah mengkreasikan sejumlah program terobosan terutama di era digital saat ini.

Beberapa program kreatif PDNA tersebut, seperti Kajian Muslimah, Pashmina, yang terbukti mampu menjangkau masyarakat di luar Persyarikatan. Terlebih, pemateri yang dihadirkan pun tidak hanya kompeten, tetapi juga ada yang tingkat nasional.

“Jadi Nasyiah ini kan bisa dibilang emak-emak tapi masih muda, emak-emak milenial yang melek teknologi, jadi program-program kreatif yang relevan dengan kebutuhan para ibu muda ini memang penting sebagai bagian dari dakwah Nasyiatul Aisyiyah. Kami berharap, musyda PDNA kota Pekalongan ini juga akan menghasilkan kepemimpinan yang kreatif dan inovatif agar derap Nasyiah ini kian mendampak masyarakat luas,” pesan Sekcam Pekalongan Utara ini. (sef)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button