Kabarmu

Hebat! Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak Jauh Lampaui Target, Ada yang Hafal 8 Juz

MOZAIKMU – Prosesi Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak, Kota Pekalongan, pada Ahad kemarin, 30 Juni 2024, benar-benar membuncahkan rasa bangga bagi banyak pihak. Bukan hanya karena 25 santri menjadi angkatan perdana yang diwisuda, lebih dari itu progres hafalan para santri juga ternyata jauh melampaui target.

Kegiatan wisuda tahfidz 1 MBS Putri Taruna sendiri dilangsungkan dengan sederhana di ruang tebuka lingkungan MBS Putri Taruna, tepatnya di belakang Masjid Siti Walidah. Selain para keluarga santri yang diwisuda, acara juga dihadiri unsur Pleno PDM Kota Pekalongan yang diwakili Dr. Usamah Said, Badan Pembina Pesantren (BPP) MBS Putri Taruna Tubagus M. Sadarudin, M.Si., unsur PDA Kota Pekalonganyang diwakili Waridah.

Selain itu, hadir Ketua PCM Krapyak Ustadz Cholil Faizin dan jajaran lengkap Pleno PCM Krapyak, Ketua PCA Krapyak Dwi Yanti dan jajaran, serta beberapa undangan lainnya, seperti Eka Wahyuningsih (Sekretaris PDA Kota Pekalongan).

Prosesi Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak ini juga menjadi semakin semarak, karena banyak orang tua/keluarga calon santri baru yang juga hadir di lokasi acara. Sebab pasca wisuda, Pondok Peradaban juga mengagendakan kegiatan pengambilan ijazah (untuk kelas 3) dan raport (kelas 1 dan 2), serta sosialisasi bagi orang tua calon santri baru.

Meski sederhana, namun keberlangsungan acara Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak ini benar-benar rapi dan kondusif. Para ustadzah yang mempersiapkan jalannya acara sejak H-2 hingga petugas protokoler acara mampu ditunaikan dengan apik para santri.

“Alhamdulillah, kita tidak ingin acara yang mewah dan gamour, karena ini bukan pelepasan, melainkan wisuda tahfidz. Jadi memang didesain sederhana dan bermakna. Dan ini semua dipandegani para ustadzah dan santri, saya dan PCM Krapyak hanya memantau. Dan hasilnya sangat memuaskan,” terang Mudir MBS Putri Taruna Krapyak, Ustadz Adhi Bestari, S.Kom., M.Pd.

Salah satu yang membuat terkesan adalah kemahiran dua master of ceremony (MC) yang diperankan dengan ciamik oleh dua santri kelas 2. Lebih istimewa karena acara mereka pandu dengan 3 Bahasa, yakni Inggris, Arab, dan bahsa Jawa.

“Sejak awal, Pondok Peradaban memang ingin memadu-padukan antara pondok kultural yang lekat dengan tradisi keilmuan dan adab, berbudaya pondok, dengan pondok structural yang berorientasi pada kemajuan. Dan penggunaan 3 Bahasa ini hanyalah salah satu ciri dari keterpaduan tersebut,” jelas Ustadz Adhi Bestari di sela prosesi Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna.

Baca juga: Daurah Ramadhan Al-Qur’an dan Hadis, Cara MBS Putri Taruna Krapyak Dekatkan Santri dengan Qur’an

Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak Jauh Lampaui Target

Seperti disinggung di muka, Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Kota Pekalongan sendiri cukup membuncahkan kebahagiaan sekaligus perasaan bangga. Tidak hanya orang tua santri, Mudir hingga Dewan Asatidzah MBS Putri pun tak bisa menyembunyikan kebanggaan mereka.

Rasa syukur itu terutama karena program tahfidz yang mereka gulirkan bukan hanya sukses sesuai rencana awal. Lebih dari itu, para santri juga ternyata mampu membuktikan potensinya, sehingga realisasi hafalan mereka melampaui ekspektasi Pondok Peradaban.

Menurut Ustadz Adhi Bestari, sebagai pondok dengan kurikulum peradaban, sejak awal MBS Putri Taruna sebetulnya tidak menetapkan target hafalan untuk para santri. Pihaknya hanya memberlakukan standar minimalis untuk santri dalam program tahfidz yang dipimpin Ustadzah Icha Khaerunnisa, yakni setahun 1 juz. Namun realisasinya justru melampaui standar minimalis tersebut.

Sementara Wakil Mudir MBS Putri Taruna Krapyak yang menanggungjawabi kurikulum, Ustadzah Maulida Ade mengatakan, Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna diikuti total 25 santri, baik kelas III sebanyak 16 santri maupun kelas II sebanyak 9 santri.

Adapun rinciannya, untuk hafalan 3 juz total ada 8 santri, dari kelas II dan kelas III. Mereka adalah Ajeng Azalia (kelas 3), Manzila Zalsa Aliya Wijaya (kelas 3),
Rahma Aulia (kelas 3), lalu ada 5 santri kelas II, yakni Agyan Syafa Awradayana, Carlin Jihan Amira, Eka Ayu Ning Rohmah, Naura Asha Abdullah, serta Zalfa ‘Izzayani El-Mustofa.

Berikutnya, ada 6 santri yang mengikuti Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna untuk capaian 4 juz. Mereka terdiri dari 3 santri kelas II, yakni Kayla Septia Nuraini,
Rajwa, dan Shofi Arizka Syahdan, serta 3 santri kelas III, yaitu Ayomi Shasita Putri,
Fatimatuzzahra, dan Qotrunnada Farah Qolbi.

Selanjutnya ada total 8 santri yang berhasil mengkhatamkan hafalan 5 juz. Mereka adalah Deswita Cahaya Putri, Fitriyanti, Hafshah Ishaq, Jihan Nabila Aulianza,
Maulidya Rahmawati, Sayeva Madani, dan Sri Khofifah Oktavia, seluruhnya kelas III serta 1 santri kelas II, yakni Riska Chaerul Nisa.

“Untuk progres hafalan 6 juz ada satu santri kelas 3, yakni atas nama Nafla Rufaida. Sementara prestasi tertinggi dicapai dua santri kelas 3 dengan total menghafal 8 juz, yakni Asa Isya Karima dan Assyifa Lu’luilmaqnun. Jadi total ada 25 santri,” ungkap Ustadzah Maulida usai acara Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Kota Pekalongan.

Dalam kesempatan ini, Pondok Peradaban juga memberikan penghargaan kepada 3 santri Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna dengan progres tertinggi hafalan. Ketiganya yakni 2 santri kelas III yang sukses menghafal 8 juz untuk periode 3 tahun dan 1 santri kelas II yang mampu menghafal 5 juz untuk 2 tahun.

“Alhamdulillah, para santri yang diwisuda ini juga sukses membuktikan hafalannya saat secara langsung diuji tes sambung ayat di momen wisuda tadi. Jadi, kami berharap para santri bisa menjaja hafalannya dengan baik, tetap muraja’ah harian, terutama selama liburan di rumah,” pesan Ustadzah Maulida.

Anggota Pleno PDM Kota Pekalongan, Dr. Usamah menguji langsung santri yang akan menjalani Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak.

Beberapa tamu undangan hingga orang tua santri memang diberi kesempatan menjajal langsung hafalan santri melalui tes sambung ayat. Beberapa yang mencoba kesempatan ini antara lain Dr. Usamah Said yang membacakan QS. An-Naba: 31 (juz 30), lalu ada ustadz Cholil Faizin yang membcakan QS. Abasa: 24 (juz 30), ada ustadzah Adila Hukmi selaku walisantri dengan QS. AL-Qalam: 11 (juz 29).

Berikutnya ada walisantri lainnya, Hisyam Ishaq yang membacakan QS. At-Tahrim: 6 (juz 28), kemudian ustadz Tubagus M. Sadaruddin membacakan potongan ayat 197 QS. Al-Baqarah (juz 2), dan lainnya. Semua tes itu bisa dituntaskan para wisudawan dengan amat baik.

Puncak prosesi Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Kota Pekalongan ini ditandai dengan pengalungan selendang oleh Waridah (PDA Kota Pekalongan) didampingi Dwi Yanti (Ketua PCA Krapyak), serta penyerahan ijazah tahfidz oleh Mudir MBS Putri Taruna, Ustadz Adhi Bestari. Para santri satu persatu dipanggil namanya oleh Ustadzah Khaerunnisa untuk naik ke atas panggung menjalani prosesi simbolik wisuda tersebut.

Usai mengikuti prosesi wisuda, para santri dipersilahkan mendatangi orang tuanya untuk mengekspresikan terima kasihnya. Meski singkat, momen ini cukup membuat suasana sesaat mengharu biru.

Tiga santri yang berprestasi berfoto bersama dengan BPP Pondok Peradaban Tubagus M. Sadaruddin (kiri) dan Mudir Pondok Peradaban, Ustadz Adhi Bestari usai prosesi Wisuda Tahfidz 1 MBS Putri Taruna Krapyak.

Acara dilanjut dengan penyerahan penghargaan untuk tiga wisudawan terbaik. Ketiga santri tersebut, yakni Asa Isya Karima dan Assyifa Lu’luilmaqnun untuk kategori kelas III dengan hafalan terbanyak, yakni 8 juz. Sementara satu santri lagi adalah kategori kelas II dengan hafalan terbanyak, yakni 5 juz, atas nama Riska Chaerul Nisa.

Sebelumnya, mewakili orang tua santri, Akhmad Saefudin, S.Sos. menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada segenap unsur MBS Putri Taruna Krapyak, dari Mudir, Wakil Mudir, Dewan Asatidzah, dan semuanya yang telah mendidik para santri dengan baik, sehingga para santri mampu mengembangkan potensi dan membuktikan prestasinya dengan baik.

“Mungkin sebagian masuk ke MBS Putri Taruna ini dari nol, tak punya bekal hafalan 1 juz pun, tapi setelah 2 atau tiga tahun mereka bisa menghafal ada yang 3 juz, 4, 5, 6, dan bahkan ada yang 8 juz. Ini luar biasa. Kami cukup tenang, karena anak-anak kami tidak hanya menghafal Al-Qur’an, tetapi juga belajar ilmu alat seperti Bahasa Arab, nahwu shorof, kitab turats hingga ilmu dan praktik adab,” ungkapnya memberi testimoni.

Sebagai orang tua, Saefudin juga memberi 3 pesan untuk para santri. Pertama, para santri harus punya mental kuat dan pikiran positif untuk menjalani hidup, karena dunia di luar sana amat keras. “Maka jangan lari dari tantangan, jangan lari dari masalah, karena Tuhan mengirimkan masalah sepaket dengan kesanggupan kita menghadapi,” pesannya.

Kedua, dia juga mengingatkan bahwa menjadi baik saja tidak cukup, karena itu harus kuat pula. Kuat dalam ilmu, kuat dalam jejaring, dan lainnya. “Dan superman sudah tak zaman, ini eranya superteam, maka berkolaborasilah antar orang-orang baik agar kuat, sehingga kebaikannya bisa memperbaiki orang lain,” tandasnya.

Ketiga, di era perubahan teknologi yang amat cepat saat ini, kunci untuk menghadapinya adalah dengan menjadi pembelajar yang baik, sepanjang hayat. “Karena sebagian dari perubahan ini juga sebelumnya tak terprediksi, jadi terulah belajar dengan hal-hal baru,” pesan dia. (sef)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button