4 Kader Muhammadiyah Masuk Daftar Calon Menteri-Wamen Prabowo, Akademisi UMPP: Pantang Menolak Tugas!
MOZAIKMU – Di tengah ramainya pemberitaan soal nama-nama calon menteri-wamen Prabowo Subianto, ternyata ada kader-kader Muhammadiyah di dalamnya. Bukan hanya Prof Abdul Mu’ti yang sempat menjadi kejutan bagi warga Persyarikatan, melainkan total ada 4 kader Muhammadiyah (nonparpol) yang dipanggil Prabowo ke kediamannya di di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan.
Ya, isu soal nama-nama calon menteri-wamen Prabowo memang memenuhi linimasa dalam beberapa hari terakhir. Puncaknya adalah pada Senin dan Selasa kemarin, 14-15 Oktober 2024, saat sejumlah tokoh datang ke kediaman Prabowo terkait pengisian jabatan Menteri, Wakil Menteri hingga Kepala Badan yang akan mengisi Kabinet Prabowo-Gibran nantinya.
Dari berbagai sumber pemberitaan yang ada, total sudah 108 nama yang berpeluang menempati daftar Menteri-wamen Prabowo pasca dilantik pada 20 Oktober 2024 nanti. Rinciannya, 49 tokoh diundang pada 14 Oktober 2024 dan 59 tokoh pada 15 Oktober 2024.
Beberapa dari daftar calon menteri-wamen Prabowo ini memang sudah cukup dikenal luas masyarakat Indonesia. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai politisi, akademisi, profesional, hingga aktivis.
Menariknya, sejumlah kader Muhammadiyah yang notabene juga tokoh nasional, sukses mencuri perhatian Prabowo dan dipanggil untuk menandatangani pakta integritas sekaligus diminta kesanggupannya untuk dicalonkan mengisi kursi menteri-wamen di Pemerintahan Prabowo Gibran mendatang.
Baca juga: Hadapi Pilkada 2024, Inilah 3 Seruan PDM Kota Pekalongan untuk Warga Persyarikatan
4 Calon Menteri-Wamen Prabowo dari Muhammadiyah
Dari daftar calon menteri-wamen Prabowo yang diundang pada Senin dan Selasa, latar belakang politisi dan pejabat memang cukup dominan. Namun demikian, representasi tokoh nonpartai juga banyak dilirik. Ada akademisi, professional, sampai tokoh dan aktivis ormas Islam.
Sebagai ormas Islam modern terbesar di Indonesia, keterwakilan kader Muhammadiyah ternyata juga dipertimbangkan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Bahkan setidaknya ada 4 kader Muhammadiyah yang diminta membantu Prabowo di kabinetnya nanti, entah di posisi menteri ataupun wakil Menteri.
Mereka adalah Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti, lalu Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmadi Tawalla, aktivis Muhammadiyah yang menjadi pimpinan di Maarif Institute Fajar Riza Ulhaq, serta mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Fauzan.
Sebagai calon menteri-wamen Prabowo, Abdul Mu’ti sendiri telah menyampaikan kesanggupannya untuk membantu pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya. Ia kemungkinan bakal menempati tugas sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
“Pak Prabowo pertama menyampaikan memberikan amanah kepada saya untuk memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” kata Abdul Mukti usai memenuhi panggilan Prabowo di Kertanegara pada Senin, 14 Oktober 2024, seperti dilansir sejumlah media.
Tugas di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ini akan memberikan kewenangan kepada Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini untuk menyelenggarakan pendidikan dari jenjang prasekolah, SD, SMP sampai SMA.
Sebagai kader dari Muhammadiyah, organisasi yang sejak prakemerdekaan telah membuktikan komitmennya membangun sektor pendidikan untuk mencerdaskan anak bangsa, Abdul Mu’ti tentu memiliki cukup pengalaman dalam mengelola sistem pendidikan Dasar dan Menengah.
Pembangunan pendidikan menjadi salah satu janji kemerdekaan yang harus ditunaikan pemerintah. Mu’ti pun menyampaikan pentingnya menjadikan pendidikan ini sebagai sebuah gerakan mencerdaskan bangsa guna mewujudkan Indonesia Raya yang berkemajuan.
Selain Abdul Mu’ti, Prof Fauzan juga kabarnya bakal ditempatkan pada Kementerian Pendidikan Tinggi. Pengalamannya memimpin UMM selama dua periode dengan berbagai program inovatifnya dianggap menjadi pengalaman yang cukup bagi Fauzan.
Kepercayaan Presiden RI terpilih kepada sejumlah kader Muhammadiyah ini pun mendapat sambutan positif luas dari warga Persyarikatan. Sekretaris PDM Kota Pekalongan yang juga akademisi Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP), Aslam Fatkhudin, S.Kom., M.Kom, pun mengapresiasi keputusan Prabowo sebagai Presiden terpilih yang mau melibatkan kalangan kader-kader Muhammadiyah dalam kabinetnya.
“Ini sesuatu yang patut disambut baik. Karena pilihan figur nonpartai ini menunjukkan bahwa aspek kompetensi dan profesionalitas dari pejabat menteri nantinya cukup dipertimbangkan,” ujar Wakil Rektor III UMPP ini.
Dalam daftar calon menteri-wamen Prabowo itu, Aslam mencontohkan penunjukkan Prof Abdul Mu’ti yang kemungkinan besar akan memimpin Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagi Muhammadiyah, Dikdasmen ini bukan lagi wacana, tetapi telah diimpelementasikan selama puluhan tahun, bahkan sebelum Indonesia merdeka.
“Jadi, penunjukan Prof Abdul Mu’ti ini sudah menjawab isu ‘the right man on the right place’,” tandas Aslam.
Lebih dari itu, Aslam juga menyatakan bahwa dalam tradisi Muhammadiyah, ada nilai-nilai berkaitan dengan jabatan yang harus dipegang teguh setiap kader.
“Salah satu nilai tersebut biasanya dinyatakan dalam ungkapan, di Muhammadiyah tidak ada istilah mencalonkan diri, tetapi tidak boleh menolak saat dicalonkan. Dalam konteks amanah jabatan di pemerintahan, nilai ini menjadi kurang lebih: kader Muhammadiyah tidak meminta-pinta jabatan, tetapi juga tak menolak saat diberi amanah, pantang menolak tugas jika diminta, apalagi ini untuk kepentingan bangsa,” jelas Aslam. (sef)
One Comment