Dihadiri 1.000 an Jamaah, Silaturahim dan Halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan Sukses Gaungkan Pesan Ukhuwah hingga Peduli Sampah

MOZAIKMU – Kegiatan silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan 1446 H yang digelar pada Ahad, 20 April 2025, tidak hanya sukses menyedot animo jamaah. Lebih dari itu, sejumlah pesan penting pun menggema di Masjid Al-Ihsan Kraton sebagai tempat berlangsungnya acara, dari penguatan ukhuwah islamiah, kepedulian lingkungan hingga soalan sampah.
Silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan tahun ini memang terasa lebih meriah. Sekitar 1.000 an jamaah antusias hadir, baik dari unsur Pleno PDM beserta UPP, Ortom Daerah dari Asyiyah, Hizbul Wathan, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IPM, IMM, dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Selain itu, 5 PCM beserta Ortom Cabang juga hadir, unsur AUM, serta ratusan warga dan simpatisan Muhammadiyah se Kota Pekalongan.
Sementara sejumlah tamu undangan yang menghadiri silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan, antara lain Wakil Wali Kota Pekalongan Balqis Diab, Camat Pekalongan Utara Wismo Aditiyo, S. Pt., M.T., unsur TNI/Polri, serta perwakilan ormas Islam seperti NU, Al-Irsyad, Rifaiyah, LDII, dan lainnya. Dua anggota DPRD Kota Pekalongan yang notabene kader Muhammadiyah juga ikut membersamai, yakni M. Riza Astian dan M. Nur Hidayat.
Ketua PDM Kota Pekalongan, Dr. HM. Hasan Bisysri, M.Ag., meminta umat tak lagi berdebat soal dalil halalbihalal yang telah menjadi tradisi keagamaan di Indonesia. Menurutnya, halalbihalal adalah sebuah ijtihad kreatif yang telah dirumuskan para ulama terdahulu.
Dia menyebut tradisi ini ternyata telah dilaksanakan sejak tahun 1700 an Masehi, yang dipelopori Kesultanan Cirebon serta dilaksanakan juga di Serang. Sementara dalam catatan sejarah Muhammadiyah, tradisi ini sudah dilakukan sejak tahun 1924 di Yogyakarta.
“Begitu juga di NU, Kiai Wahab Chasbullah yang diminta merumuskan cara menyatukan umat, juga akhirnya melalui halalbihalal. Jadi, jangan tanya dalilnya mana, karena ini ijtihad kreatif para pendahulu dengan semangat memperkuat ukhuwah. Toh banyak ayat dan hadis yang memerintahkan kita untuk menjadi pemaaf, dan halalbihalal ini jadi salah satu momentumnya,” terang Kiai Hasan.
Pesan Konstruktif dari Silaturahim dan Halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan

Halalbihalal juga bisa menjadi ruang silaturahmi yang menyelaraskan frekuensi dan cara pandang. Karena itu, dalam kesempatan ini Kiai Hasan juga menyinggung soal sampah yang kini tengah jadi permasalahan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat Kota Pekalongan.
“Tolong, warga Muhammadiyah harus jadi pelopor dalam membantu menyelesaikan masalah sampah ini. Selesaikan masalahnya sejak dari rumah agar tak menumpuk di TPA atau TPS, apalagi dibuang sembarangan. Saya di rumah juga punya luwung (blumbang, red) yang bisa menampung sampah organik, alhamdulillah setahun juga belum full,” jelasnya.
Sementara Ustadz Pujiono, S.Si., MM., dari Boyolali yang tampil dengan wayang golek pituturnya, menyisipkan sejumlah pesan konstruktif untuk jamaah yang hadir dalam silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan. Selain mengingatkan pentingnya merawat mentalitas puasa pasca Ramadan, ia juga menekankan pentingnya terus berbuat baik kapan dan di manapun.
“Jangan menjadi pendusta agama, yang semangat di tengah ramai, tetapi malas di saat sepi,” tandasnya.
Dalam semangat menebar kebaikan ini, Ustadz Pujiono menyebut pentingnya membiasakan amal baik yang dampaknya mengabadi. Dia mengajak warga Muhammadiyah untuk meninggalkan prasati dengan prestasi sebelum mati, sebuah jejak kebaikan yang akan dikenang bertahun-tahun.
“Kalau Anda punya uang, atau tanah, wakafkanlah untuk masjid, rumah Qur’an, panti asuhan, sehingga manfaatnya akan langgeng sampai di alam kubur. Atau tanamlah benih yang meski Anda telah tiada, manfaat pohon itu masih dirasakan banyak orang. Bayangkan, berapa orang yang bisa menghirup oksigen dari pohon yang Anda tanam itu,” jelasnya.
Sementara terkait pesan silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan, Ustadz Pujiono melalui wayang golek pituturnya mengangkat kisah tiga tokoh penting Islam Indonesia yang dampaknya masih dirasakan hingga kini, yakni Kiai Ahmad Dahlan, Kiai Hasyim Asy’ari, dan Raden Ajeng Kartini. Ketiganya dipertemukan pada guru yang sama, yakni Kiai Saleh Darat Semarang.
Kelak, Kiai Ahmad Dahlan pulang ke Jogja dan mendirikan Muhammadiyah di 1912, Syech Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama di 1926, lalu sebelumnya RA Kartini menggaungkan perlunya Al-Qur’an dipahami dan diaktualisasikan spiritnya untuk kehidupan yang lebih adil, sehingga lahirlah “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang terinspirasi dari kalimat “minaz-zulumaati ilan-nur”.
“Meski ada perbedaan di antara ketiganya, terutama Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari, tetapi keduanya dipertemukan oleh simpul guru yang sama, sehingga sama-sama menyerukan pentingnya ukhuwah,” tandas Ustadz Pujiono.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab yang menyempatkan hadir dalam acara ini pun mengapresiasi penyelenggaraan silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan ini. Balgis bahkan mengaku mempercepat agendanya di Jakarta demi bisa menghadiri halalbihalal.
“Saya senang dan apresiasi kegiatan silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan ini, karena menjadi ruang bersilaturahmi, yang menghangatkan interaksi kita. Dari silaturahmi, komunikasi, inilah lahir sinergi, sesuatu yang dibutuhkan dan terus dilakukan oleh pemerintah kota Pekalongan demi bersama-sama membangun dan menangani berbagai permasalahan yang ada,” kata Balgis di depan jamaah yang memadati acara silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah.
Balgis juga terkenang oleh penjelasan Kiai Hasan Bisysri tentang halalbihalal yang disebutnya sebagai hasil ijtihad kreatif pada ulama pendahulu. Istilah ini mengingatkan dia sebagai alumnus IAIN (sekarang UIN) yang mengambil skripsi juga tentang ijtihad.
“Terima kasih untuk hadiah bukunya, insya Allah nanti saya baca dan pelajari perlahan. Saya suka dengan istilah ijtihad, karena para ulama, organisasi Islam juga perlu berijtihad agar bisa menjawab tantangan zaman,” terangnya.
Seperti memahami keinginan jamaah yang hadir, Balgis juga akhirnya bicara soal darurat sampah. Bersama Wali Kota Pekalongan H. Achmad Afzan Arslan Djunaid, Balgis memastikan tengah serius menangani persoalan sampah ini melalui berbagai upaya strategis, baik politik anggaran (budgeting), membuat dan melaksanakan action plan jangka pendek dan panjang, menggerakkan seluruh sumberdaya Pemkot, upaya sinergi dengan pemerintah pusat maupun antar daerah, dan lainnya.
“Jadi percayalah, kami serius menangani darurat sampah ini. Maka tolong doakan dan dukung kami, karena masalah sampah ini adalah tanggung jawab kita bersama,” pesannya.
Dia mengingatkan bahwa penyumbang terbesar dari volume sampah justru bersumber dari rumah tangga. Karena itu, Balgis mengajak masyarakat untuk ikut menangani sampah sejak dari rumah dengan cara mengurangi (reduce), memilah dan syukur-syukur bisa mengolahnya kembali agar manfaat (reuse dan recycle).
“Karena dari total volume sampah, 60 persennya itu dari dapur setiap rumah kita. Jadi mulai dari tindakan kecil, pilah dan olah sampah dari rumah. Tadi Pak Ketua PDM juga sudah mencontohkan, jadi mari kita terapkan di setiap rumah,” ajak Balgis.
Kegiatan silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan ini sendiri menjadi kesempatan pertama bagi Balgis untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar Persyarikatan pasca pelantikan dirinya bersama Wali Kota Afzan Arslan Djunaid pada 20 Februari 2025. Karena itu, ia menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Muhammadiyah yang telah ikut membantu mensukseskan Pilkada yang kondusif.
“Soal miih siapa pas Pilkada itu tidak penting, tapi bahwa Pilkada Kota Pekalongan berlangsung sukses, ini menjadi catatan tersendiri yang patut kita syukuri. Bahkan Kota Pekalongan menjadi salah satu percontohan dalam pelaksanaan Pilkada yang aman dan kondusif,” ucapnya.

Sementara Ketua Takmir Masjid Al-Ihsan Kraton yang juga anggota Pleno PDM, M. Ainur Rofiq, SE., MM., menyampaikan rasa syukurnya bahwa gelaran silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan di Masjid Al-Ihsan berlangsung sukses. Sekitar 1.000 jamaah hadir memenuhi ruangan dalam dan luar masjid.
“Ini menjadi momentum yang pas untuk silaturahmi seluruh unsur pimpinan danwarga serta simatisan Persyarikatan se Kota Pekalongan. Bahkan kita undang-hadirkan juga perwakilan ormas Islam seperti NU, Al-Irsyad, Rifaiyah hingga LDII, serta ada Bu Wali Kota, Pak Camat, Pak Lurah, semoga halalbihalal ini bisa menjadi penguat ukhuwah,” ujar Rofiq.
Dalam kesempatan acara silaturahim dan halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan ini juga dilangsungkan dua subacara lain. Yang pertama adalah penyerahan aset eks kantor Lazismu Kota Pekalongan di Jl. KH. Mas Mansyur kepada PCM Pekalongan Barat. Hal ini ditandai dengan penyerahan SK yang dipandu Sekjen PDM Aslam Fatkhudin, lalu diserahkanlah SK dari Ketua PDM kepada Bendahara PCM Pekalongan Barat, Rudi Hartono.
Subacara kedua dari Silaturahim dan Halalbihalal Muhammadiyah Kota Pekalongan yakni saat Ketua PDM Dr. Hasan Bisysri berkesempatan menghadiahkan buku karyanya “Hukum Islam Berkemajuan untuk Membangun Peradaban: Konstruksi Pemikiran Hukum dalam Fatwa Tarjih” kepada sejumlah tamu undangan, dari Wakil Wali Kota Pekalongan, Camat Pekalongan Utara, perwakilan Ormas Islam, dan lainnya. (sef)