Kabarmu

Pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur 2024-2028, Ketua LPP PWM Jateng: Jangan Berpikir Ingin Seperti Guru Sertifikasi!

MOZAIKMU – Ustadz Muhammad Bahrul Ulum, Lc. akhirnya resmi dikukuhkan kembali sebagai Mudir MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan periode 2024-2028, Ahad 27 Rabiul Awal 1446 H/29 September 2024 di komplek MBS KH. Mas Mansyur. Dalam kesempatan ini, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) PWM Jawa Tengah, KH. M. Irzal Fadholi, mengingatkan perbedaan mendasar motivasi dan fungsi seorang pengasuh pesantren dengan guru di sekolah, karena seorang pengasuh dituntut mau mewakafkan dirinya untuk mendidik santrinya 24 jam.

Pengukuhan Bahrul Ulum sebagai Mudir MBS KH. Mas Mansyur ini menjadi proses legal formal, mengingat sebelumnya ia telah menjadi mudir sejak MBS berdiri di tahun 2020.

“Jadi, ini mudir lama rasa baru insya Allah. Yang penting, menjadi mudir itu harus punya value,” pesan Irzal Fadholi.

Menurut dia, pesantren berbeda dengan lembaga pendidikan umum. Semestinya mudir dan dewan asatidz tidak perlu memikirkan soal pembiayaan pondok dan lainnya, melainkan fokus mendidik para santrinya.

“Maka ini tugas Muhammadiyah dan kita semua, bahwa pesantren itu untuk dibantu dan diperjuangkan,” tandas Ustadz Irzal.

Sebagai pembeda dari tugas pengasuh pesantren ini, Irzal Fadholi menekankan pentingnya merawat tiga hal. Pertama, sejak awal seorang pengasuh pesantren harus menata hati. Bahwa fokus para pengasuh adalah santri.

“Mereka ada untuk dididik, digembleng, untuk diberikan ilmu dalam rangka liyatafaqqahuu fiddiini wa liyunziruu qawmahum izaa raja’uuu (untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah Kembali, QS. At-Taubah: 22),” pesan Irzal.

Kedua, pengasuh pondok juga harus bisa menata raganya. Bahwa ketika menjadi mudir dan pengasuh, mereka harus siap mewakafkan tubuhnya 24 jam untuk para santri.

“Pengasuh pesantren juga harus noto piker, menata pikiran, mindset, jangan berpikir ingin seperti guru sertifikasi. Gak penting jadi guru sertifikasi, itu cuma dunia. Antum lebih mulia dari guru sertifikasi, walapun mungkin yang diterima tidak sebesar guru sertifikasi, antum lebih mulia,” jelasnya.

Namun demikian, Irzal Fadholi juga meminta warga Muhammadiyah, terutama PDM Kota Pekalongan untuk memikirkan nasib Mudir MBS KH. Mas Mansyur dan para pengasuhnya. Ia bahkan meminta PDM untuk bisa mewujudkan tempat tinggal bagi mudir dan pengasuh sampai dengan akhir tahun nanti.

Baca juga: Wisuda 40 Santri Angkatan 2, Inilah Keunggulan MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan

Disiplin Organisasi dalam Pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur

Dr. H. Ahmad Hasan Asy’ari dari PWM Jateng saat memberikan tausiah.

Pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan sendiri dipimpin oleh Dr. H. Ahmad Hasan Asy’ari dari PWM Jateng yang sekaligus menjadi pengisi Tabligh Akbar.

“Saya berjanji bahwa saya sebagai Mudir Pimpinan Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Kiai Haji Mas Mansyur Kota Pekalongan, akan senantiasa menjalankan seluruh Amanah yang berkenaan dengan tugas-tugas sebagai mudir, sesuai dengan ketentuan, kaidah, dan peraturan yang berlaku di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah….” kata KH. Ahmad Hasan Asy’ari yang diikuti Ustadz Bahrul Ulum saat prosesi pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur.

Dalam tausiyahnya usai pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur, KH. Ahmad Hasan menjelaskan dengan sejarah dan cikap bakal Pendidikan pesantren yang sebetulnya bersanad pada apa yang dilakukan Rasulullah saat berdakwah di Madinah.

“Dulu Nabi membangun namanya shuffah, tempat ngaji, tempat belajar, tempat mencari ilmu sahabat-sahabat Nabi di sebelah masjid Rasulillah Saw. Maka asal mula pondok itu bukan dari sekolah, tapi dari masjid,” terangnya.

Karena itu, tradisi Pendidikan di pondok itu mesti memurnikan diri pada menuntut ilmu, bukan yang lain. Dia pun mencontohkan sebuah Lembaga Pendidikan yang menamakan dirinya pesantren, tetapi di dalamnya santri lebih didik untuk berwirausaha agar keluar bisa bekerja.

“Mereka dididik pertukangan, jadi keluar bisa pintar bangun apa saja. Tapi ya itu, dites hafalannya gak bisa, nahwu shorofnya apalagi. Jadi orientasi pondok itu pada ilmu, jangan pada dunia,” pesan dia.

Ratusan warga Muhammadiyah menghadiri tabligh akbar serta pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur dan PCPM se Kota Pekalongan.

Sementara Ketua PDM Kota Pekalongan, Dr. M. Hasan Bisyri, M.Ag. mengatakan, pengukuhan Mudir MBS KH. Mas Mansyur ini menjadi bagian dari upaya menegakkan disiplin organisasi.

“Jadi pondok ini sudah berjalan lima tahun ini, tetapi mudir MBS KH. Mas Mansyur nya baru kita kukuhkan hari ini demi kita sama-sama belajar disiplin berorganisasi. Nanti masa periode habis di 2028, bisa kita pilih lagi. Termasuk saya sebagai Ketua PDM sebetulnya juga tidak boleh merangkap jadi Ketua Badan Pembina Pesantren (BPP), ya ini satu persatu kita tata sesuai kaidah organisasi,” jelas Ustadz Hasan Bisysri.

Dia juga mengapresiasi dedikasi Mudir MBS KH. Mansyur dan para ustadz pengasuh, yang selama lima tahun ini telah membersamai dan mendidik para santri dengan sepenuh hati.

“Alhamdulillah, lima tahun ini bisa kita lihat perkembangannya. Dulu di awal, ada santri yang sampai harus sering ditemani orang tuanya, mau BAB di pondok saja gak bisa, harus di rumah, tetapi perlahan dia bisa beradaptasi dengan baik,” ujarnya.

Ustadz Hasan juga meminta para orang tua bisa total mempercayakan anak-anaknya ke pengasuhan pondok. Bahkan, mentas dari pondok nanti, pihaknya siap memfasilitasi mencarikan perguruan tinggi untuk para santri, dalam maupun luar negeri.

“Mau kuliah apa, di alam negeri atau di luar negeri, insya Allah kita bantu. Apalagi saat ini banyak kampus bagus yang bisa digratiskan untuk mahasiswanya. Tapi ya syaratnya hafalannya harus bagus juga, karena biasanya ini jadi syarat Utama. Jadi, tugas orang tua adalah mendukung penuh agar anak-anak focus menuntut ilmu di pondok, selebihnya serahkan pada kami di Muhammadiyah,” kata Hasan.

Acara pengukuhan Mudir MBS KH. Mansyur sendiri dibarengkan dengan pengukuhan bersama PCPM se Kota Pekalongan serta diisi dengan tabligh akbar sebagai pengganti kajian Ahad Pagi. Ratusan jamaah dari seluruh Kota Pekalongan ikut hadir mengikuti acara ini sampai selesai. (sef)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button