Wisuda 40 Santri Angkatan 2, Inilah Keunggulan MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan
MOZAIKMU – Kegiatan Wisuda Akbar MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan Angkatan ke-2 pada Ahad 18 Dzulqa’dah 1445 H/19 Mei 2024 lalu tidak hanya berlangsung sukses, melainkan juga menyisakan pengalaman bermakna, terutama bagi para wali santri. Prosesi wisuda yang bersahaja tetapi penuh makna ini seolah memberi pesan kepada para orang tua lainnya bahwa MBS KH. Mas Mansyur ini memang layak menjadi pilihan mereka untuk menyekolahkan sekaligus memondokkan putra-putranya.
Sebagai pondok pesantren baru yang sedang membutuhkan branding lebih, MBS KH. Mas Mansyur memang memilih menyajikan kegiatan wisuda akbar Angkatan 2 ini dengan sederhana. Alih-alih menyewa Gedung atau hotel, prosesi wisuda justru dilangsungkan di komplek MBS KH. Mansyur atau MTs Muhammadiyah Kota Pekalongan.
Namun demikian, yang sederhana ini ternyata tetap bermakna, menyisakan kesan yang mendalam bagi para yang hadir, utamanya wali santri. Setidaknya ada tiga moment acara yang menyentuh dan membuat bangga.
Pertama, adalah saat para santri yang telah menghafal 3 sampai 4 juz itu dites secara langsung lewat metode sambung ayat secara live di atas panggung. Prosesi ini cukup membuat jantung para hadirin dan terutama wisudawan berkontraksi cukup hebat.
Bahkan Mudir dan para Musyrif MBS KH. Mas Mansyur ikut dibuat deg-deg-byar yang ngeri-ngeri sedap saat anggota Pleno PDM Kota Pekalongan, Tubagus M. Sadaruddin, SE, M.Si. menjadi sukarelawan pertama yang mengetes hafalan santri. Membacakan ayat ke-2 QS. ‘Abasa اَنۡ جَآءَهُ الۡاَعۡمٰىؕ, para santri sempat lama merespon sambungan ayat tersebut, beberapa saat tak ada satu pun yang unjuk jari.
Salah satu ustadz yang memandu tes hafalan ini bahkan sampai harus mengulang dua kali pertanyaan ke santri untuk bisa membuktikan hafalannya. Sampai akhirnya salah satu santri mengambil mic dan berhasil melanjutkan sambung ayat dengan baik.
Namun moment ini tak membuat yang hadir kecewa apalagi menyoraki. Mereka percaya, santri hanya grogi karena dites hafalan langsung di depan ratusan orang yang hadir. Dan benar saja, di sesie berikutnya mereka bisa menuntaskan tes sambung ayat ini dengan lancer dan sukses.
Bendahara PDM Kota Pekalongan, M. Ainru Rofiq yang membacakan potongan ayat 26 QS. Al-Baqarah, lalu Pleno PDM lainnya, Dr. Usamah yang membacakan An-Naba ayat 31, hingga para Bunda Aisyiyah yang juga ikut menjadi penguji dadakan hafalan santri, semua mampu diselesaikan dengan baik.
Moment kedua adalah usai prosesi wisuda, di mana semua wisudawan mendadak berhamburan ke tempat duduk orang tua santri. Prosesi wisuda sendiri ditandai dengan pengalungan medali oleh Pleno PDM Kota Pekalongan, Drs. Ghozali, M.Si., serta penyerahan sertifikat tahfidz oleh Mudir MBS KH. Mas Mansyur, Ustadz Bahrul Ulum, Lc.
Setiap santri dipanggil satu persatu ke atas panggung untuk mengikuti prosesi wisuda ini. Setelah prosesi ini tuntas, salah satu Musyrif MBS, Ustadz Nasrullah Lc. memandu para santri untuk segera mendatangi orang tua mereka, mengekspresikan rasa terima kasih dan permohonan maaf. Saat itulah santri berhamburan mencari Ayah atau Ibunya dan langsung memeluk hingga sungkem. Pemandangan ini sukses melelehkan air mata santri dan orang tua, saat mereka berpeluk erat.
Sementara narasi yang dibacakan Ustadz Nasrullah tentang beratnya perjuangan dan pengorbanan orang tua benar-benar menambah melting vibes, yang mengharu-biru. Membayangkan anak-anak usia lulusan SMP yang sedang menyala adrenalinnya mencari identitas diri ini memeluk erat ibu atau ayahnya dengan hangat dan manja, siapapun pasti tersentuh dibuatnya.
Moment ketiga adalah di sela sambutan Ketua Badan Pembina Pesantren (BPP) MBS KH. Mas Mansyur, Ustadz Dr. Hasan Bisysri, M.Ag. Saat itu, Hasan Bisysri menukil sebuah nadzom dalam Ta’lim Muta’allim sambal mengetes para santri.
اَلاَ لاَتَنَــــالُ الْعِـــلْمَ اِلاَّ بِســــــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi 6 syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan/semangat (rakus akan ilmu), sabar, biaya/bekal (pengorbanan materi/ waktu), petunjuk (bimbingan) guru dan dalam tempo waktu yang lama.”
Di luar dugaan, ternyata para santri MBS KH. Mas Mansyur mampu melahap nadzom ini dengan lancer dan kompaknya.
“Maka harapan saya, anak-anak telah lanjut mondok. Karena saying kalua mereka lanjut ke sekolah yang tidak berbasis pondok, ilmunya bisa putus, Bahasa Arabnya, hafalan Qur’annya, kitab-kitabnya. Dan karena mereka baru lulus pondok setingkat tsanawiyah, mereka belum mateng, jadi harus dimatengkan sampai tuntas,” pesan Ustadz Hasan Bisysri.
Sementara Mudir MBS KH. Mas Mansyur, Ustadz Bahrul Ulum, Lc. dalam sambutannya menyatakan dirinya beserta para musysrif dan civitas MBS maupun MTs Muhammadiyah Kota Pekalongan sudah ridha dengan para santri yang lulus ini. Dia berpesan kepada para santri untuk tak berhenti menuntut ilmu dan memperdalam ilmu agama, pihaknya akan mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk para santri.
“Kalau santri kami ingin menuntut ilmu di Mesir atau Timur Tengah, kami juga siap menghantarkannya, Bapak Ibu. Ini wujud dukungan dan doa kami sebagai guru yang ridha dengan para santri kami,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan wali santri yang juga Sekretaris PDM Kota Pekalongan, Aslam Fatkhudin, S.Kom., M.Kom., menyampaikan apresiasinya kepada MBS KH. Mas Mansyur yang telah mampu mendidik para santri dengan baik, sehingga bukan hanya keilmuan yang bertambah, melainkan juga adab dan mentalnya semakin meningkat.
“Selama Ramadan kemarin setiap pekan ada lima santri yang hadir di masjid kami (Al-Hasan Gamer), ngimami. Alhamdulillah, mereka bisa mengimami dengan baik, mengambil bacaan dari juz 1, juz 2, dan ada yang juz 29. Luar biasanya, di usia mereka mengisi kultum tanpa teks, ini luar biasa, berkat didikan Mudir dan para musyrif. Maka kepada Bapak Ibu yang punya putra, jangan ragu untuk memasukkan anaknya ke MBS KH. Mas Mansyur ini,” jelasnya memberi testimoni, disambuk tepuk tangan yang hadir.
Kegiatan wisuda akbar ditutup dengan ceramah dan doa penutup yang disampaikan oleh Ustadz Burhan Sodiq, seorang writterpreneur dan penulis buku best seller asal Solo. Dalam tausiyahnya, ia memotivasi para orang tua untuk terus belajar untuk mendidik anak, mengingat anak-anak Gen Z saat ini memiliki kecenderungan perilaku dan budaya yang berbeda dibandingkan 10 sampai 20 tahun lalu.
“Maka beruntunglah karena panjenengan semua menemukan tempat Pendidikan yang baik bagi putra-putranya di MBS KH. Mas Mansyur ini, yang tidak hanya memberikan bekal ilmu agama dan dunia, lebih dari itu juga Pendidikan karakter, ini yang penting bagi anak-anak kita menghadapi perubahan yang begitu cepat saat ini,” pesan Ustadz Burhan.
Baca juga: Kembali jadi Polemik, Begini Cara Sederhana Memahami Hukum Musik ala Majlis Tarjih Muhammadiyah
Keunggulan MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan
MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan memang baru berdiri tahun 2020 atau berusia balita. Tetapi soal kualitas lulusannya jangan ditanya, masyarakat tak perlu menyangsikannya. Tahun 2023 mereka baru mewisuda Angkatan pertamanya dengan hanya 16 santri, tetapi di wisuda Angkatan kedua ini jumlahnya melonjak lebih dari 100 persen, yakni total sebanyak 40 santri.
Peningkatan jumlah santri ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap MBS KH. Mas Mansyur yang juga meningkat. Lantas, apa saja keunggulan program pendidikan dan pembelajaran di MBS KH. Mas Mansyur?
Pertama, tidak sekadar boarding yang membuat para santrinya bermukim di asrama, lebih dari itu MBS KH. Mas Mansyur juga benar-benar mengintegrasikan keilmuan umum dengan keilmuan agama.
Kedua, dalam kurikulum Pendidikan agama, para santri tidak hanya belajar Bahasa Arab dan nahwu shorof, melainkan juga kitab-kitab berbahasa Arab sebagaimana diajarkan di pondok-pondok salaf (tradisional) serta wawasan tafsir Al-Qur’an.
Beberapa kitab yang menjadi materi pembelajaran mereka sehari-hari adalah Tafsir Jalalin karya Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi, Kitab Ta’lim Muta’allim karya Syeikh Az-Zarnuji, Riyadhus Shalihin karya Imam An-Nawawi, serta Kitab Hadits Arbain yang juga karya Imam An-Nawawi.
Ketiga, para santri MBS KH. Mas Mansyur juga memiliki program tahfidz Al-Qur’an. Seperti wisuda Angkatan 2 kemarin, para santri yang lulus telah berhasil menghafalkan total 3 juz, yakni Juz 30, Juz 29, dan Juz 1. Bahkan ada 4 santri yang mampu menghafal melebihi target, karena selesai dari MBS dengan hafalan 4 juz.
Keempat, para santri juga diajar dan diasuh langsung para ustadz muda yang kompeten, dari lulusan kampus dalam negeri hingga Timur Tengah.
Kelima, sebagai santri yang dituntut memiliki kecakapan tabligh, para santri tidak hanya dibekali dengan teori dan praktik khitobah (public speaking), melainkan mental mereka juga terus dilatih dengan proses trial langsung. Untuk memperkuat mental dan kecakapan di depan khalayak ini, para santri sering dikirim untuk menjadi petugas imam, kultum tarawih selama Ramadan di sejumlah masjid Muhammadiyah, petugas MC hingga kadang menjadi khatib jumat.
Itulah beberapa keunggulan yang ditawarkan MBS KH. Mas Mansyur Kota Pekalongan. Di era digital di mana perubahan berlangsung amat cepat dan massif dengan segala dampak disruptifnya, MBS KH. Mas Mansyur karenanya bisa menjadi pilihan bagi para orang tua untuk menyekolahkan dan memondokkan anak-anaknya. (sef)
One Comment