Dari Tangis ke Optimis, Selamat Bekerja Para Nasyiah Kota Pekalongan Periode Muktamar 14
MOZAIKMU – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Pekalongan Periode Muktamar XIV akhirnya resmi dikukuhkan oleh Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Tengah, Sabtu 23 Dzulqa’dah 1445 H/1 Juni 2024 di Kampus 2 UMPP. Usai dikukuhkan, kini para Nasyiah Kota Pekalongan siap bekerja untuk memajukan perempuan muda dengan berbagai program kreatif dan inovatifnya.
Pengukuhan ini berselang 3 bulan setelah agenda Musyda PDNA Kota Pekalongan pada 3 Maret 2024 yang berlangsung penuh haru biru. Kegiatan ini dihadiri Pleno PWNA Jateng, Inas Septa Hidayati yang memimpin prosesi pengkuhan terhadap kepemimpinan baru para Nasyiah Kota Pekalongan di bawah kepemimpinan Bela Zahra Maulita dan Maria Ulfa Laila.
Hadir pula anggota Pleno PDM Kota Pekalongan, Ustadz Supriyanto, Ketua Majlis Dikdasmen dan PNF Ustadz Wardhiyanto, Ketua PDA Kota Pekalongan Rita Rahmawati, Ketua Hizbul Wathan Kota Pekalongan M. Khotib Amrulloh, PDPM, IPM, dan Ortom Daerah lainnya,para Nasyiah Kota Pekalongan Muktamar 47, dan lainnya.
Dalam arahannya usai mengukuhkan, Yunda Inas Septa Hidayati mengingatkan para Nasyiah Kota Pekalongan Periode Muktamar 14 ini untuk menjaga semangatnya tidak hanya di awal, melainkan menyala sampai akhir periode mendatang.
Terlebih, sejumlah agenda penting organisasi saat ini sudah menunggu di depan mata. Seperti momentum milad NA, Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) NA Jateng, serta tentu saja berbagai agenda dan program kerja daerah.
“Maka penting untuk tetap menyala sampai finish nanti, bisa menunaikan Amanah kepemimpinan dan merealisasikan program kerja dengan baik. Ini tidak mudah, karena dalam organisasi, ada sekian kepala dengan pikiran dan karakter yang berbeda, maka semoga chemistry kalian sudah mulai terbangun. Penting diingat, untuk bisa bekerja cepat setiap kita bisa bekerja sendiri, tetapi untuk menjaga nafas Panjang organisasi, kita butuh jamaah, kolektivitas dan kebersamaan. Bersatu dalam Nasyiah, selamat bekerja teman-teman PDNA Kota Pekalongan,” pesan Yunda Inas.
Dari Tangis ke Optimis, Menyala Semangat Nasyiah Kota Pekalongan
Kegiatan pengukuhan PDNA Kota Pekalongan sendiri nyaris mengulang kenangan para Nasyiah terhadap prosesi Musyda pada awal Maret silam yang penuh haru biru. Penyebabnya adalah sambutan Ketua PDNA Muktamar 14, Bela Zahra Maulita, yang sempat mellow di awal.
“Saya sempet mikir, temen-temen kok tega sih milih saya, bayiku loro sih (anak saya dua loh), repot, saya juga kerja,” kata Bela dalam sambutan usai pengukuhan dengan mata berkaca-kaca.
Tetapi sesaat kemudian, mellow vibes ini berubah menjelma optimismee. Diakui Bela, di tengah kegalauan usai dirinya dipilih menjadi Ketua PDNA, semangat itu justru terbangun saat tak sengaja membuka beranda media sosial.
“Postingan yang muncul itu saat Bu Mey (Mey Amna Hijriyati, Ketua PDNA Muktamar 13) dan Eza (anaknya) lagi acara di Bandung. Seolah Allah ingin mengingatkan, bahwa Bu Mey saja bisa, maka saya juga harus bisa,” sambung Bela disambut tepuk tangan yang hadir.
Untuk menjaga semangat para Nasyiah Kota Pekalongan Muktamar 14 ini, PDNA Kota Pekalongan juga langsung mengagendakan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) usai pengukuhan. Rakerda perdana ini diharapkan bisa mendesain program kerja PDNA dengan baik.
Asupan semangat untuk para Nasyiah Kota Pekalongan periode 2022-2026 ini juga diberikan Ketua PDNA periode sebelumnya, Mey Amna Hijriyati. Ia berharap para penerusnya bisa segera mengonsolidasikan diri untuk melaksanakan program kerja dengan optimisme.
“Harapannya PDNA Kota Pekalongan Muktamar 14 ini bisa lebih baik dan dirasakan manfaatnya oleh Nasyiah sendiri maupun terutama perempuan muda di Kota Pekalongan,” ucapnya.
Hal ini penting, karena PDNA juga masih dihadapkan dengan sejumlah program klasik organisasi maupun tantangan-tanganan bernuansa kekinian yang menuntut para Nasyiah bekerja kreatif dan inovatif.
Sementara Anggota Pleno PDM Kota Pekalongan, Ustadz Supriyato, meminta para Nasyiah Kota Pekalongan periode ini, terutama sang ketua, untuk tidak berkecil hati menghadapi tugas dan tanggung jawabnya.
“Jangan takut, harus optimis, karena Mba Bela ini tidak bekerja sendirian, ada majlis Lembaga, yang akan saling bantu membantu dengan bahhu membahu. Karena sejak awal organisasi di Muhammadiyah ini didesain dengan kepemimpinan kolektif kolegial,” terang dia.
Secara khusus, Ustadz Pri juga mengingatkan para Nasyiah untuk mau serius memikirkan dan mencarikan solusi atas problem pengkaderan di Muhammadiyah yang masih menghadapi masalah.
Menurut dia, salah satu pola terbaik untuk mewujudkan kaderisasi by design adalah dengan berbasis pada keluarga. Menjadi tugas para orang tua, termasuk ibu-ibu muda Nasyiah untuk mau mengenalkan Muhammadiyah sejak dini dengan anak-anaknya.
“Jangan sampai anak-anak kita tumbuh dengan pemahaman yang asing tentang Muhammadiyah dan berbagai ortomnya. Dan ini menjadi tugas kita semua, termasuk para ibu-ibu muda Nasyiah Kota Pekalongan ini,” pesan Ustadz Pri. (sef)