Kabarmu

Hari Jadi ke-118: Kota Pekalongan, Batik, dan Muhammadiyah

MOZAIKMU – Senin hari ini, 1 April 2024, Kota Pekalongan memperingati Hari Jadi ke-118. Kali ini mengusung tema; “Bersatu, Berkarya Bersama untuk Kota Pekalongan Lebih Sejahtera Mandiri.

Lantas, dengan modal apa Kota Pekalongan bisa menjemput kesejahteraan dan kemandirian sebagaimana menjadi semangat Hari Jadi ke-118 ? Potensi apa yang bisa didayagunakan untuk mewujudkan itu semua?

Mungkin jawabannya bisa kembali “khittah” masyarakat Kota Pekalongan yang berkarakter enterpreneur, pengusaha dan saudagar, utamanya dengan batiknya. Karakter ini cenderung supportif dengan kemajuan, mengingat dunia wirausahawan cenderung berbudaya lebih egaliter, dan ini salah satunya diwujudkan dalam tata bahasa khas Kota Pekalongan yang blokosuto. Belum lagi, Kota Pekalongan juga mewarisi karakter pesisir yang cenderung kosmopolit.

Beberapa ahli berpendapat, peradaban maju hanya tumbuh pada masyarakat dengan karakter egaliter dan kosmopolit. Bahkan Nurcholish Madjid dalam sebuah tulisannya menyebut Kota Pekalongan layak sebagai miniatur dan prototype Indonesia.

Baca juga: Lebaran Kemungkinan Sama, Ini Daftar 14 Tempat Pelaksanaan Salat Idulfitri 1445 H Muhammadiyah se Kota Pekalongan

Hari Jadi ke-118 Kota Pekalongan, Relasinya dengan Batik dan Muhammadiyah

Tentu saja ada peran batik yang telah menjadikan nama Kota Pekalongan menasional dan bahkan mendunia. Nah, lewat wasilah batik pula sebetulnya Muhammadiyah pada masa formatifnya bisa terkoneksi dari Kauman Jogja, Pekalongan, sampai Sumatra. Adalah AR Sutan Mansur, tokoh Islam dan pedagang asal Minang yang merantau dan berdagang batik di Pekalongan.

Dari batik inilah ia terhubung dengan Kiai AHmad Dahlan yang juga saudagar batik dan sering berkunjung ke Pekalongan, lalu menghubungkan pula ke Buya Hamka, yang notabene adik ipar AS Sutan Mansur. Dari sinilah akhirnya dakwah Muhammadiyah bisa masuk dan berkembang di Sumatra.

Itulah Pekalongan dan batik yang mewakili budaya kosmopolit, sehingga mudah meluas ke nusantara dan bahkan dunia. Maka melalui batik, semoga Kota Pekalongan bisa segera menghadirkan kesejahteraan dan kemandirian, sebagaimana disematkan sebagai tema Hari Jadi ke-118 tahun ini.

Selamat Hari Jadi ke-118 Kota Pekalongan, berkah kotanya, berkah warganya, berkah pemimpinnya. (sef)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button