Kabarmu

Safari Ramadan 1446 H di Masjid Dhiyaausyams, PDM Kota Pekalongan Soroti Isu Ranting dan Masjid

MOZAIKMU – Kegiatan perdana Safari Ramadan 1446 H PDM Kota Pekalongan di Masjid Dhiyaausyams Poncol, Senin 3 Maret 2025 malam, sukses memotret sejumlah isu penting di sekitar dinamika Persyarikatan di akar rumput. Beberapa isu di PCM Pekalongan Timur tersebut, terutama terkait dengan keberlangsungan eksistensi Ranting dan masjid Muhammadiyah, sumberdaya mubaligh Muhammadiyah, hingga optimalisasi ZIS di Pekalongan Timur.

PCM Pekalongan Timur memang menjadi sasaran perdana dari kegiatan Safari Ramadan 1446 H PDM Kota Pekalongan. Program turba ini dihadiri Ketua PDM Kota Pekalongan Dr. HM. Hasan Bisysri, M.Ag., Sekretaris PDM Aslam Fatkhudin, S.Kom., M.Kom., serta dua Pleno PDM, yakni Drs. Pasrum Affandi, dan Tubagus M. Sadaruddin, S.E., M.M.

Sejumlah UPP PDM, Pleno PCM Pekalongan Timur berikut UPP, hingga PRM dan Takmir Masjid di PCM Pekalongan Timur juga ikut meramaikan Safari Ramadan 1446 H ini.

“Meski menjadi kegiatan rutin tahunan, safari ramadan 1446 h ini tetap menjadi ruang pembelajaran dan penguatan kita dalam bermuhammadiyah, terutama melalui tiga pilar gerakan, yakni jamaah, jam’iyah, dan jariyah agar Gerakan dakwah ini menjadi kuat dan berkelanjutan,” kata Ketua PDM Kota Pekalongan, Dr. Hasan Bisysri.

I Baca juga: Lebih 1 Abad Usia Panti Asuhan Muhammadiyah, Saatnya Garap Segmen Keluarga dan Komunitas

Safari Ramadan 1446 H, Momentum Mengulik Masalah

Pleno PCM Pekalongan Timur, Rizqon, memandu dialog Safari Ramadan 1446 H PDM Kota Pekalongan

Hasan Bisysri menyebut kesempatan berdialog PDM, PCM hingga PRM dan AUM semacam ini juga diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangani permasalahan yang dihadapi dakwah Persyarikatan di akar rumput.

“Jadi, safari ramadan 1446 H ini juga menjadi cara kita kulak dan kulik masalah riil. Harapannya tentu saja ada pemahaman dan kesadaran bersama serta upaya untuk mengatasinya bersama-sama,” terang akademisi UIN Abdurrahman Wahid ini.

Dalam konteks 3J pula, Hasan Bisysri mengingatkan pentingnya mengoptimalkan penghimpunan dan pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) sebagai penopang dakwah Persyarikatan baik dalam berjamaah maupun berjam’iyah. Selain itu, para mubaligh Muhammadiyah perlu terus diperkuat perannya untuk mendukung pengembangan jamaah dan jam’iyah maupun terus mengedukasi aspek jariyah.

“Jadi tolong ranting dan AUM masjid ini bisa perkuat zakat, karena manfaatnya juga akan kembali ke Persyarikatan untuk memperkuat dakwah. Mubaligh-mubaligh kita bisa membantu mengedukasi masalah ZIS ini,” pesan Dr. Hasan.

Sementara itu, Safari Ramadan 1446 H PDM ini juga dimanfaatkan sejumlah Pleno PCM sampai PRM juga melaporkan dinamika dakwah Persyarikatan di lingkungannya masing-masing. Secara umum ada 3 utama yang disampaikan, yakni terkait eksistensi PRM, tata Kelola masjid hingga penguatan tabligh.

Sejauh ini, dari total 8 Ranting Muhammadiyah di Pekalongan Timur, PRG Sugihwaras sementara ini nonaktif karena tidak adanya kader serta AUM masjid. Dua Ranting lain perlu mendapat perhatian serius, yakni PRM Klego dan PRM Gamer.

“Dua Ranting ini sama-sama butuh dukungan dan back up personel, karena memang kekurangan, baik keorganisasiannya maupun pemakmuran masjid,” ungkap Sekretaris PCM Pekalongan Timur, Akhmad Saefudin yang diberi kesempatakan memaparkan kondisi terkini PCM kepada peserta Safari Ramadan 1446 H.

Peserta menyimak arahan dari PDM Kota Pekalongan.

Khusus PRM Gamer yang notabene Ranting baru, tantangannya juga dinilai cukup berat. Seperti disampaikan Ketua PRM Gamer, Wahyudi. Di tengah terbatasnya kader dan simpatisan serta personel mubaligh, mereka harus mengelola dua masjid yang relatif baru yakni Al-Hasan dan Ar-Roudhoh.

“Kami masih kesulitan menjaga aktivitas masjid selama seharian full, karena memang kader kita terbatas. Jadi kadang potensi disusupi jam’iyah lain ya masih memungkinkan terjadi. Belum lagi secara pendanaan juga takmir masih kesulitan,” terangnya.

Kepada PDM, Wahyudi berharap ada dukungan personel tabligh yang bisa fulltime menjaga masjid agar aman dari potensi gesekan dengan yang lain. Terlebih, selama ini dari kelompok lain relatif siap untuk menawarkan mengelola masjid.

“Mereka sudah berapa kali minta mengisi kajian dan ikut mengelola masjid, tapi dengan segala keterbatasan kami tetap menolak dengan halus. Itu sebabnya kami butuh dukungan dari PDM dan PCM untuk bisa memasok mubaligh yang bisa 24 jam menjaga aktivitas masjid,” lanjutnya menjelaskan.

Permasalahan ini juga dibenarkan Sekrehatis PDM Kota Pekalongan, Aslam Fatkhudin, yang juga Takmir Masjid Al-Hasan. Menurutnya, keterbatasan kader membuat mereka kesulitan untuk mengontrol aktivitas masjid secara penuh.

“Problemnya teknis, di Waktu zuhur dan ashar ini kami rata-rata masih bekerja, sehingga aktivitas masjid sulit terjaga,” ucapnya.

Sementara Pleno PCM Pekalongan Timur lainnya, Drs Nurkhan, pun menekankan pentingnya menjaga pengelolaan masjid dari potensi infiltrasi kelompok lain, terutama salafi. Karena selain sumberdaya mereka lebih siap, karakter gerakan salafi juga cenderung agresif.

“Maka upayakan jaga betul, jangan beri panggung untuk mereka. Karena ujung-ujungnya mereka kuasai masjid, ini yang sudah sering terjadi di banyak tempat,” tandasnya.

Kecuali itu, proses dialog Safari Ramadan 1446 H yang dipandu Rizqon dari Pleno PCM Pekalongan Timur ini juga memotret sejumlah isu astual lainnya, seperti potensi dakwah Muhammadiyah yang semakin diterima di beberapa ranting/masjid hingga permalasahan dukungan pendanaan aktivitas dakwah yang belum memadai.

Sebagai contoh, aktivitas dakwah di Masjid Al-Istiqomah PRM Setono yang semakin diterima masyarakat. Selain itu, peluang dakwah di Masjid Dhiyaausyams yang selama ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat umum melalui program-program kreatifnya.

“Di Istiqomah ada program lumbung jumat, jadi setiap jumat ba’da subuh jamaah yang mampu menitipkan beras dan sembako lainnya di masjid, dan jamaah yang kurang mampu bisa mengambilnya. Di Dhiyaausyams juga ada program sayur gratis tiap jumat pagi usai pengajian. Keduanya ini potensial sebagai lahan dakwah, dapat respon antusias. Ya meskipun tingkatannya masih simpatisan, atau jamaah, karena begitu diajak berjam’iyah kebanyakan masih enggan,” beber Nurkhan.

Dalam hal pendanaan, masjid-masjid di PCM Pekalongan Timur juga masih jauh dari mapan. Karena praktis baru Masjid Darul Iman yang memiliki keuangan stabil. Karena itu, harapannya Lazismu Kota Pekalongan bisa turun tangan untuk menopang aktivitas dakwah potensial di Pekalongan Timur ini. (sef)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button