Kabarmu

Mampu Menjawab 4 Isu Fiqih, Manfaar Program Rendangmu Lazismu Jateng Sudah Menjangkau Korban Bencana sampai Stunting

MOZAIKMU – Sebagai sebuah hasil ijtihad, program Rendangmu Lazismu Jateng bukan hanya telah mampu menjawab isu-isu fiqih terkait ibadah kurban. Lebih dari itu, inovasi ini juga terbukti mampu meningkatkan kemaslahatan dari daging kurban sehingga mammpu menjangkau masyarakat terdampak bencana hingga membantu mengatasi stunting.

Hal ihwal program rendangmu Lazismu Jateng ini dibahas secara ringkas tapi tuntas saat kegiatan Tabligh Akbar Rendangmu di Masjid Al-Hikmah Podosugih Kota Pekalongan, Jumat 9 Mei 2025 malam. Pengajian sekaligus sosialisasi ini menghadirkan Manager Area Lazismu Jateng Ikhwanushoffa sebagai pembicara Utama, serta dihadiri pula Sekretaris Badan Pegurus (BP) Lazismu Jateng M. Zaini.

Sementara dari unsur PDM Kota Pekalongan ada Sekretaris PDM Aslam Fatkhudin, serta 2 anggota Pleno PDM, yakni Usamah Said dan Muflichin. Hadir pula jajaran BP Lazismu Kota Pekalongan, Manajer Eksekutif Lazismu Kota Pekalongan M. Bilal, sejumlah perwakilan UPP PDM, serta PCM serta PDA dan PCA se Kota Pekalongan.

Mewakili BP Lazismu Kota Pekalongan, Nuridin, meyebut rendangmu Lazismu Jateng ini merupakan program unggulan yang mengolah daging kurban menjadi rendang kemasan kaleng. Karena manfaatnya lebih besar, maka sudah semestinya program ini didukung sengkuyung semua warga Persyarikatan.

“Kita sebagai warga Persyarikata harus bisa ikut ikutb ambil bagian mensukseskan program rendangmu ini, karena kemanfaatannya yang lebih besar,” pesan Nuridin.

Jajaran unsur Pimpinan Daerah dan Cabang Muhammadiyah menghadiri Tabligh Akbar Rendangmu.

Sementara Sekretaris PDM Kota Pekalongan, Aslam Fatkhudin, S.Kom., M.Kom., mengatakan bahwa sebagai bentuk inovasi, program rendangmu Lazismu Jateng telah senafas dengan prinsip Risalah Islam Berkemajuan yang dihasilkan Muktamar Muhammadiyah ke-48 Solo. Risalah tersebut yakni berlandaskan tauhid, bersumber dari Al-Qur’an dan hadis-hadis yang bisa diterima, mengembangkan ijtihad dan tajdid, wasathiyah, dan rahmatan lil alamin.

“Dan program rendangmu yang mengolah daging kurban menjadi rendang kemasan ini menjadi bagian dari implementasi prinsip ijtihad dan tajdid. Sebab dari sisi maslahat, rendangmu ini bisa lebih manfaat dan efektif menjangkau masyarakat yang membutuhkan, terutama lokasi-lokasi bencana,” terangnya.

Tak hanya soal inovasi rendangmu, ijtihad dan tajdid ini menurut Aslam menjadi sesuatu yang penting guna menjawab isu-isu aktual yang sebelumnya tak tersentuh pembahasan di fiqih.

“Misal saat ini, kita mengenal mata uang digital bernama crypto dan bitcoin, yang sudah dipakai sebagai alat tukar. Karena ini fenomena baru, maka keilmuan fiqih dengan berbagai kaidahnya tentu harus menjawab masalah ini, dan itulah ijtihad, menjadikan hukum fiqih menjadi lebih dinamis dan adaptif, terutama pada aspek muamalah,” jelas Aslam.

Aspek Kebermaslahatan Program Rendangmu Lazismu Jateng

Sebelum tabligh akbar, Hargiyono mewakili BP lazismu Kota Pekalongan menyerahkan SK KL Lazismu Pekalonga Barat kepada Sekretaris PCM Pekalongan Barat, M. Januar Ayub Khan.

Sebagai program inovasi, rendangmu Lazismu Jateng sendiri bukan tanpa tantangan, terutama di fase awalnya. Tantangan dimaksud terutama menyangkut isu-isu fiqih yang harus mendapatkan jawaban yang memadai.

Manager Area Lazismu Jateng, Ikhwanushoffa, bahkan menyebut setidaknya ada empat isu fiqih yang mengiringi perjalanan program rendangmu. Pertama soal boleh tidaknya daging kurban diolah dan dikemas menjadi redangmu. Namun pertanyaan ini sudah tertuntaskan karena baik Majlis Ulama Indonesia (MUI) maupun Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah membolehkan.

“Lalu bagaimana dengan kepalanya, kan dijual gak boleh. Kemudian juga soal shohibul qurban sunnahnya melihat proses penyembelihan, hingga soal hak mereka untuk mendapatkan bagian sepertiga dari daging kurbannya. Jadi kalau mau dicari kekurangannya ya banyak, tetapi dari sekian banyak kekurangan itu kita lihat manfaatnya,” jelas Shoffa.

Tak terkecuali polemik proses penyembelihan yang dilakukan di Bali yang notabene mayoritas beragama Hindu. Hal ini sempat memunculkan pertanyaan soal jaminan kehalalan proses penyembelihannya.

“Kalau secara hukum fiqih maupun negara, problem ini sudah terjawab. Karena RPH (rumah pemotongan hewan, red) itu harus mengantongi sertifikat halal,” tandasnya.

Jamaah Aisyiyah juga ikut hadir dalam Tabligh AKbar Rendangmu.

Menurut Shoffa, dari aspek kemaslahatan, program rendangmu Lazismu Jateng ini jauh lebih luas dampak kemanfaatannya. Selain itu juga pendistribusiannya bisa jauh lebih tepat sasaran, termasuk dalam membantu penanganan stunting hingga masyarakat terdampak bencana.

Senada, M. Zaini dari BP Lazismu Jateng juga menilai aspek kemanfaatan dari program rendangmu Lazismu Jateng ini jauh lebih besar dibandingkan jika daging kurban harus didistribusikan habis di Idul Adha sampai hari tasyrik.

Sebagai ijtihad di Persyarikatan, program rendangmu juga menurut Zaini menjadi titik temu atara ibadah kurban di satu sisi degan komitmen kepedulian sosial.

“Bayangkan bahwa rendangmu ini hadir di momen-momen kritis seperti bencana alam, maka ibadah kurban panjenengan tentunya menjadi sangat bernilai,” ucapnya. (sef)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button