Muharam Ceria Lazismu Kota Pekalongan Sukses Santuni 150 Yatim-Dhuafa dan Bantu 343 Guru

MOZAIKMU – Program Muharam Ceria Lazismu Kota Pekalongan sukses dilaksanakan selama dua hari pada akhir Juli 2025 kemarin. Selain menyantuni 150 anak yatim, lembaga filantropi Muhammadiyah ini juga mentasharufkan program peduli guru untuk ratusan pendidik yang berkhidmat di AUM Pendidikan se Kota Pekalongan.
Program Muharam Ceria Lazismu Kota Pekalongan ini merupakan tajuk program yang dilaksanakan secara serentak oleh Lazismu di seluruh Indonesia. Di Kota Pekalongan, program ini dilaksanakan pada Selasa, 29 Juli 2025, yang dipusatkan di aula Panti Asuhan Muhammadiyah Noyontaan.
Kegiatan ini dihadiri Ketua PDA Kota Pekalongan, Dra. Rita Rahmawati, M.Pd., PCM dan PCA se Kota Pekalongan, perwakilan Dinas Sosial Kota Pekalongan, serta ratusan anak yatim dan dhuafa se Kota Pekalongan.
Executive Manager Lazismu Kota Pekalongan, M. Bilal, mengatakan program Muharam Ceria Lazismu kali ini menyasar total 150 anak yatim dan dhuafa di Kota Pekalongan. Menariknya, santunan ini secara khusus diperuntukkan bagi anak-anak yatim dan dhuafa non panti asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah.
“Jadi ini sekaligus menunjukkan bahwa anak Yatim dan dhuafa yang diurusi Muhammadiyah dan Aisyiyah itu tidak hanya terpusat di panti. Sebab Aisyiyah sendiri memiliki anak-anak di basis ranting yang rutin mereka santuni,” ungkap Bilal.
Terkait 150 anak yatim dan dhuafa ini, Bilal menyebut datanya bersumber dari usulan Aisyiyah serta masyarakat, dalam hal ini terutama para muzakki atau donatur Lazsimu Kota Pekalongan itu sendiri.
“Jadi muzakki bisa mengusulkan beberapa nama anak yatim atau dhuafa di lingkungan mereka yang dinilai layak untuk mendapatkan santunan program muharam ceria lazismu,” ujarnya.

Melalui program Muharam Ceria ini, lanjut dia, Lazismu Kota Pekalongan juga ingin menjalankan tuntunan agama untuk menggembirakan sesama, terkhusus mereka yang yatim dan dhuafa.
“Nominalnya mungkin tidak banyak, tetapi acara muharam ceria ini membawa pesan penting tentang tradisi menggembirakan anak-anak yatim dan dhuafa,” pungkas Bilal.
Sementara Ketua PDA Kota Pekalongan, Bunda Rita Rahmawati, menyebut tradisi menyantuni anak yatim di Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak hanya dilakukan setahun sekali, melainkan praktis setiap hari, terutama melalui panti asuhan.
“Jadi menyantuni, ngelus-elus anak yatim itu tidak hanya setahun sekali di bulan muharam, melainkan menjadi praktik harian di pati asuhan seperti Wisma Rini dan PAM Noyontaan ini. Ini juga menjadi penghidmatan Muhammadiyah membantu tugas negara mengurusi anak-anak yatim dan miskin,” jelasnya.
Muharam Ceria Lazismu Bantu Ratusan Guru

Selain santunan yatim dan dhuafa, masih dalam rangkaian Muharam Ceria Lazismu Kota Pekalongan ini juga dilaksanakan pentasharufan program peduli guru. Program ini menyasar para guru yang selama ini berkhidmat di lembaga pendidikan Muhammadiyah/Aisyiyah.
Bilal menjelaskan, program peduli guru ini menjangkau total 343 guru non PNS dan non sertifikasi. Mereka berasal dari sejumlah AUM pendidikan di Kota Pekalongan, seperti TPA, KB, PAUD, TK Aisyiyah, SD Muhammadiyah dan Aisyiyah, SMP, MTs, MBS putri, SMK Muhammadiyah
Program peduli guru dari TPA, KB, PAUD, TK Aisyiyah, SD Muhammadiyah dan Aisyiyah, SMP, MTs, MBS Putra KH. Mas Mansyur, MBS Putri Taruna Krapyak, serta SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan.
Untuk mendukung program santunan yatim/dhuafa dan peduli guru ini, Lazismu Kota Pekalongan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 98.600.000. Rinciannya, untuk santunan yatim/dhuafa Muharam Ceria Lazismu dianggarkan Rp 30 juta, sementara untuk program peduli guru sebesar Rp 68.600.000.
“Untuk nominalnya masing-masing dua ratus ribu rupiah. Mudah-mudahan program ini bisa sedikit membantu para pendidik muhammadiyah dan aisyiyah,” kata Bilal.

Adapun pentasharufan program peduli guru ini dihadiri Ustadz Supriyanto dari Pleno PDM, Badan Pengurus Lazismu, Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Drs. Wardhiyanto, Endang Supriyati dari Pleno PDA Kota Pekalongan, Ketua Majelis PAUD Dasmen PDA Tri Puji H., Ketua PCM/PCA, Majelis Dikdasmen PCM dan PCA, serta ratusan guru penerima manfaat.
Ustadz Supriyanto mengatakan, eksistensi dan peran guru amat vital dalam perkembangan Persyarikatan Muhammadiyah sejak fase awal. Hal ini terutama karena pendidikan menjadi salah satu core utama dari dakwah Muhammadiyah.
“Maka memperhatikan dan memerdulikan para guru yang telah mengabdi di AUM pendidikan ini penting untuk terus dilakukan. Dan kepedulian serta perhatian itu tidak dalam nominal uang, meski itu juga penting, tetapi bisa diwujudkan dalam bentuk yang lainnya. Prinsipnya menggembirakan mereka, sehingga mereka juga bisa menjaga kegembiraannya dalam berkhidmat di Muhammadiyah melalui pendidikan,” pesan Ustadz Supri. (sef)